Blak-Blakan Guru Besar UIN Malang Bermula dari WhatsApp Mahfud MD

Guru Besar UINMalang Prof. Mudjia Rahardjo. (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Ramai isu jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) merembet sampai Malang. Ini tidak lain akibat blak-blakan Guru Besar Universitas Islam Negeri Malang (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Mudjia Rahardjo.

Hal itu diungkap saat menghadiri program televisi swasta nasional, Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (19/3).

Mantan Rektor UIN Malang periode 2013-2017 ini menuturkan, awalnya Ia ragu menghadiri undangan acara tersebut di Jakarta, dua hari sebelumnya. Namun, sosok Mahfud MD membuatnya berubah pikiran. Ini bermula dari percakapannya melalui grup WhatsApp.

Baca Juga:Guru Besar UIN Malang Sambat di ILC Tentang Sistem ‘Remang-Remang’ Seleksi Jabatan Rektor

“Pak Mahfud membahas isu itu (jual beli jabatan) lalu saya singgung ada relevansinya dengan apa yang saya alami (saat proses pemilihan rektor, 2017 silam),” kata Mudjia ditemui awak media di kediamannya, Rabu (20/3).

Mahfud lantas mendorong Mudjia untuk hadir di acara tersebut.

“Saya dihubungi untuk ketemu bicara lagi di acara itu,” imbuhnya.

Namun, lanjut Mudjia, selain Mahfud MD, memang banyak yang menghubunginya. Apalagi pasca geger OTT terhadap Ketum PPP Romahurmuziy oleh KPK terkait kasus dugan jual beli jabatan di lingkungan Kemenag. Hal itu kemudian berkembang menjadi isu-isu dugaan jual beli jabatan di pemilihan Rektor UIN Malang, 2017 silam.

“Saya sebenarnya tidak sampai sejauh itu (tentang jual beli jabatan). penekanan saya soal regulasi PMA No. 68 tahun 2015 yang banyak mudhorotnya,” urai Guru Besar UIN Malang Bidang Sastra ini.

Jika memang jual beli jabatan itu benar terjadi, maka sangat mencoreng dunia pendidikan. Ia mengatakan seharusnya lingkungan pendidikan sebagai wadah membangun peradaban, bukan malah sebaliknya.

“Semoga momentum ini menjadi awal yang baik,” pungkasnya. (Der/Ulm)