BI Targetkan Inflasi Tahun ini 3.5 Persen

Petani sedang merawat tanaman padi. Musim tanam membuat harga beras cenderung naik dan memicu inflasi. (Shuvia)

MALANGVOICE – Pertumbuhan ekonomi Malang Raya diprediksi akan lebih bagus ketimbang tahun lalu. Inflasi terjaga, penurunan administered price dan juga penurunan suku bunga bank menjadi salah satu indikasi perbaikan ekonomi di tahun ini.

“Pilkada yang berjalan lancar juga menjadi stimulus positif untuk pertumbuhan ekonomi Malang Raya,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Dudi Herawadi.

Dudi mengatakan, sepanjang 2015, inflasi Malang Raya relatif terjaga di bawah 4 persen meskipun angka tersebut melampaui inflasi Jawa Timur. Untuk tahun 2016, BI menargetkan inflasi bisa lebih rendah di kisaran 3.5 +/- 1 persen.

Target inflasi di 2016 yang lebih rendah dari tahun lalu menurut Dudi mungkin terjadi karena beberapa indikasi, diantaranya penurunan administered price (harga yang ditetapkan pemerintah) awal tahun yaitu bahan bakar minyak mulai dari jenis premium hingga pertamax.

Tarif dasar listrik untuk golongan tertentu yang turun juga dinilai efektif menjaga laju inflasi di tahun monyet api ini.

“Patut diwaspadai adalah volatile price (harga barang yang mengikuti pasar) yang pergerakannya sangat tergantung pada banyak faktor,” kata dia.

Pergerakan volatile food seperti komoditas sembako, dan juga tanaman hortikultura sangat rentan terpengaruh faktor cuaca, distribusi dan juga bahan baku.

Sebagai contoh, saat ini harga ayam pedaging mencapai Rp 34 ribu, atau naik sekitar Rp 6000 hingga Rp 4000 per kg. Kenaikan tersebut disebabkan oleh harga pakan naik.

Contoh lain adalah harga beras yang cenderung naik apabila stok menipis ketika musim tanam dan akan kembali murah ketika musim panen raya.

“Untuk mengatasi kondisi tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang akan melakukan kolabirasi dengan dinas terkait untuk menjaga stabilitas harga volatile food,” pungkas dia.