Berpacu dengan Cuaca Ekstrem, Petani Mawar Galakkan Penyemprotan Ekstra

Petani Mawar Nur Subchan (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Perawatan ekstra pada bunga dilakukan demi menghadapi cuaca ektrem. Seperti yang dilakukan salah satu petani bunga mawar, Nur Subchan yang berada di Desa Sidomulyo, Kota Batu.

Kalau biasanya ia hanya melakukan penyemprotan sekali dalam seminggu, kini bisa sampai dua kali setiap minggunya.

“Kalau tidak begitu tanaman tidak akan kuat. Mereka sangat rawan dengan curah hujan tinggi seperti ini,” paparnya kemarin (19/12).

Hal tersebut bertujuan mencegah daun rontok akibat terlalu banyaknya kandungan air. Namun dengan hujan yang tetap turun disetiap harinya, dia merasa sia-sia dalam penyemprotan.

Zat yang terkandung didalamnya belum sempat terserap karena sudah terbawa air hujan. Pemupukan juga suatu yang jadi kewajiban untuk menjaga kesehatan bunga. “Kalau pupuk pasti harus bagus. Jika tidak pasti akan berpengaruh pada kesehatannya,” ujarnya.

Penjualannya sempat mandek beberapa bulan lalu imbas Pembatasan Sosial Berskal Besar (PSBB). Sekarang harga mawar kembali melonjak. “Alhamdulillah mas penjualan lancar dan harganya juga naik,” jelasnya.

Harga bibit mawar sekarang adalah Rp 3,5 ribu per satu polybag. Naik dari yang dulunya hanya Rp 2,5 ribu setiap polybagnya.

Hal tersebut merupakan angin segar bagi para petani. Mengingat, kesulitan yang dilewatinya beberapa bulan ke belakang.

Pengiriman dari konsumen rutin luar kota terhalang karena PSBB. “Ya bagaimana, kita tetap tanam dan kebutuhan juga terus berjalan. Tapi tidak bisa berjualan,” ucapnya.

Kondisi tersebut dilaluinya sampai pemerintah menggaungkan new normal. Dia kini dalam seminggu bisa menjual hingga kurang lebih seribu polybag bibit mawar.

Permintaan terbesar yaitu dari Solo dan Karanganyar. “Adanya kami secara tidak langsung juga merupakan daya tarik wisatawan. Jadi kami ingin lebih diperhatikan,” tutupnya.(der)