Banyak Nelayan Alih Profesi, Pahadal Potensi Laut Melimpah

Susi Pudjiastuti di UMM (ANJA)

MALANGVOICE – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjelaskan persoalan kelautan di hadapan mahasiswa lulusan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam orasi ilmiahnya di Dome UMM, hari ini, Susi memaparkan permasalahan kelautan dan perikanan di Indonesia. Satu di antaranya persoalan penangkapan ikan baik secara legal maupun ilegal yang dilakukan negara lain di laut Indonesia.

Selain mengancam ketersediaan ikan di Indonesia, hal itu juga mengakibatkan kesejahteraan nelayan Indonesia berkurang.

“Banyak nelayan yang beralih profesi padahal hasil ikan di Indonesia sangat melimpah. Sejak tahun 2003 sampe 2010, hampir 50% rumah tangga nelayan menghilang,” kata Susi.

Menurut Susi, banyak nelayan yang beralih profesi menjadi buruh, tukang becak, hingga berpindah ke daerah lain yang dianggap lebih menjanjikan kehidupan yang layak. Berdasarkan sensus, jumlah nelayan di Indonesia pun mengalami penurunan.

“Rumah tangga nelayan turun dari menjadi hanya 800 ribu kepala keluarga dari 1,6 juta kepala keluarga. Itu hasil sensus sepuluh tahun terakhir,” kata Susi.

Susi mengatakan, nelayan Indonesia kalah bersaing dengan kapal asing yang menangkap ikan di laut Indonesia. Hal itu karena adanya aturan pemerintah yang membolehkan kapal asing masuk dan mengambil ikan di Indonesia tahun 2004 lalu.

Dalam peraturan tahun 2004 itu, menurut Susi, pemerintah membuat kesalahan dengan memperbolehkan kapal asing masuk dengan syarat harus membuat unit pengolahan ikan di Indonesia. Faktanya, syarat itu tidak pernah terpenuhi, malah nelayan asing ilegal mencapai ribuan.

“Saya sudah bikin moratorium untuk kapal ikan asing,” kata Susi seraya menyebut tangkapan ikan nelayan lokal mulai mengalani kenaikan yang signifikan. Selain itu nilai tukar petani juga naik sehingga berdampak pada kesejahteraan nelayan yang meningkat.