Bakteri Coortia Zopii, Solusi Problematika Limbah Deterjen

Prof Wignyanto
Prof Wignyanto (anja)

MALANGVOICE – Limbah deterjen yang dibuang ke sungai sangat merusak lingkungan dan biota air. Kerusakan itu bisa ditemukan pada insang katak dan ikan yang iritasi, karena habitatnya tercemar.

Menurut Prof Wignyanto, dosen jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya (UB), permasalahan itu bisa diselesaikan dengan biodegradasi dan bioremidisi dengan menggunakan bakteri bernama Coortia Zopii.

“Bakteri ini hasil temuan saya ketika disertasi 1998 lalu. Sebenarnya menggunakan ganggang dan jamur bisa, tapi menggunakan bakteri ternyata lebih efektif,” paparnya saat ditemui MVoice, berapa menit lalu.

Secara fisiologi, zat deterjen masuk kedalam bakteri dan diuraikan. Sulfatan, zat deterjen yang paling beracun pun bisa dipecah oleh bakteri ini.

“Bakteri ini sifatnya protagonis. Dia bisa bekerjasama dengan bakteri-bakteri lain,” tambahnya.

Setelah zat itu dipecah, hasil bioremidisi dimasukkan kedalam fermentol. Ternyata beberapa organisme dimasukkan kedalam hasil tersebut masih bisa tumbuh dan berkembang seratus persen. Artinya, hasil biodegradasi itu tidak beracun.

“Percobaan ini masih dalam skala 5 liter. Harapannya teknologi ini bisa diimplementasikan oleh pabrik-pabrik. Karena menurut survei, hasil pengelolaan limbah saat ini tidak 100 persen. Artinya 50 persen hasil pengelolaan limbah mereka masih beracun alias mencemari,” tutupnya.