Aziz Pimpin Ziarah Ke Makam Pendiri Kosgoro 1957, Mas Isman

MALANGVOICE – Jelang bulan suci Ramadan, Ketua Umum Kosgoro 1957, Aziz Syamsuddin, didampingi Sekjen Kosgoro 1957, Bowo Sidiq Pangarso, dan Bendahara Umum Rita Widyasari, memimpin ziarah ke makam pendiri Kosgoro 1957, Mas Isman.

Kosgoro2Ziarah diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan mengheningkan cipta. Setelah itu Aziz memimpin ratusan kader Kosgoro meletakkan karangan bunga di makam Mas Isman dan Wakil Presiden Muhammad Hatta.

“Acara ini diselenggarakan, satu kepada Mas Isman dan kepada Pak Muhammad Hatta, sekaligus mengenang Mas Isman sebagai pendiri Kosgoro,” kata Aziz Syamsuddin, usai acara di Pemakaman Tanah Kusir, Jakarta Selatan, hari ini.

Sementara Ketua Umum Barisan Muda Kosgoro 57, Donny Isman, berharap, dengan mengenang jasa para pahlawan, utamanya pendiri Kosgoro Mas Isman, organisasi sayap Partai Golkar itu bisa menjadi contoh bagi semua kalangan muda di Indonesia.

Dia berharap generasi muda bisa mencontoh tauladan yang diberikan para pahlawan dan pendiri Kosgoro untuk tetap menjaga solidaritas, sehingga tidak ada lagi perpecahan.

Kosgoro3

“Saya juga berharap kawan-kawan pemuda, khususnya pemuda Kosgoro, untuk merapatkan barisan. Jangan ada lagi perpecahan, karena saat ini kita tahu Kosgoro ada beberapa. Tapi saya yakin dengan niat dan ‘kretek’ kalau kata Mas Isman, Kosgoro bisa bersatu kembali untuk mengabdi kepada bangsa,” tukas anak pendiri Kosgoro itu.

Nama dan jasa Mas Isman masih melekat di hati kader Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong atau Kosgoro 1957 di seluruh Indonesia.

Di masa perang kemerdekaan dan sesudahnya, pria kelahiran Bondowoso, 1 Januari 1924, itu mendirikan sekaligus memimpin TKR Pelajar Surabaya, juga Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang berpusat di Malang, Jawa Timur (1946-1950).

Kosgoro4Sesudah Indonesia merdeka dan mulai membangun, Mas Isman menjadi salah satu tokoh penting pendiri Kosgoro pada 10 November 1957. Organisasi koperasi ini terus berkembang ke tingkat nasional dan berkontribusi besar pada pembangunan.

Tokoh yang sudah ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional itu pernah menerima berlimpah tugas negara, misalnya di Kantor Perdana Menteri Indonesia pada 1956-1958, anggota delegasi RI untuk berunding di PBB pada 1958, dan menjadi Kepala Perwakilan RI di Rangoon, Birma pada 1959, Duta Besar RI di Bangkok, Thailand (1960-1964), dan Kairo, Mesir (1964-1967) dengan pangkat Brigjen. Pada periode 1978-1982, ia menjadi anggota DPR/MPR RI.