Atap Lab Biologi SMAN 2 Batu Tiba-tiba Ambrol

Atap Lab Biologi SMAN 2 Batu ambrol. (Istimewa)

MALANGVOICE – Atap ruang laboratorium biologi SMAN 2 Batu tiba-tiba ambrol pada Rabu (17/03) pukul 10.00 WIB.

Kepala Sekolah SMAN 2 Batu, Anto Dwi Cahyono mengatakan belum mengetahui penyebab ambrolnya atap itu. Pihaknya masih meniliti sebab ambrolnya atap itu yang sudah berdiri selama tujuh tahun.

“Kerusakan parah yang atap bagian tengah, ada sekitar 25 lembar gipsum, kalau bangunan sendiri berusia sekitar tujuh tahun. Faktor penyebabnya masih kami teliti, apakah beban terlalu berat atau kondisi bangunan yang sudah lapuk,” jelas Anto, Jumat (19/3/2021).

Pihaknya langsung bersurat ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu untuk mengetahui sebab ambrolnya atap itu. Ia mengaku, meskipun tidak ada kegiatan di sekolah selama satu tahun ini, pihaknya selalu merawat SMAN 2 Batu.

“Kami pada posisi mencari informasi. Memang hampir setahun ini tidak ada kegiatan di sekolah. Gedung tetap kami rawat, tapi kami tidak tahu kekuatan bangunan tersebut,” imbuhnya.

Soal perbaikan, Anto menjawab akan dilakukan secepatnya, sebab sudah melapor ke Dapodik tapi masih menunggu instruksi dan rekomendasi dari DPUPR.

Merujuk dari edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur, berapa biaya perbaikan belum bisa disimpulkan. Karena penentuannya merujuk DPUPR sehingga belum bisa menyimpulkan ini butuh anggaran berapa.

“Kalau ringan bisa menggunakan BOS, kalau menengah dan berat, bisa menggunakan DAK. Maret ini sudah dilakukan, baru pertama kali terjadi, di luar dugaan kami. Kita juga menunggu rekomendasi dari DPUPR. Untung saja alat laboratorium tidak ada yang rusak kan ada di gudang,” paparnya lagi.

Tambah Anto, tidak ada korban jiwa dalam kejadian karena proses belajar mengajar masih belum dilangsungkan. Lalu saat ditanya kapan pembelajaran tatap muka (PTM) sesuai instruksi atau SOP, pihaknya sudah mengajukan surat kepada gugus tugas Covid-19 Kota Batu dan

“Tapi tetap menunggu instruksi menteri. Kalau berlangsung akan dilakukan dari jenjang kelas tertinggi. Karena aturannya 1/3 yang masuk 70 persen orang tua setuju untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi anak-anak harus menjaga kesehatan, bawa makanan sendiri dari rumah. Diantar dan dijemput sehingga tidak ada yang main-main,” tutupnya.(der)