Anton: Bantuan Alat Pertanian Jangan Disalahgunakan

Pembagian bantuan alat Pertanian
Pembagian bantuan alat Pertanian

MALANGVOICE – Dinas Pertanian Kota Malang, pagi ini, menyerahkan bantuan kepada sejumlah kelompok tani (Poktan), berupa alat penunjang pertanian, yakni 5 unit hand tractor, 2 unit rice planter, dan 2 unit pompa air.

Wali Kota Malang, HM Anton, direncanakan memberikan langsung bantuan alat itu kepada perwakilan Poktan, sebelum melakukan apel pagi di halaman Balai Kota Malang.

Anton mengimbau kepada para penerima bantuan agar mempergunakannya dengan baik untuk peningkatan produktifitas pangan di Kota Malang, sekaligus mewanti-wanti kepada Poktan agar tidak menyalahgunakan bantuan itu, misalnya dijual, disewakan pada pihak lain atau dipergunakan tidak sesuai fungsinya.

“Saya harap bantuan yang diterima dipergunakan dengan baik, jangan sampai disalahgunakan,” pintanya, beberapa menit lalu.

Jika salah satu Poktan penerima bantuan terbukti melakukan penyalahgunaan bantuan, Pemkot Malang memastikan, akan memutus semua bantuan di bidang pertanian, sekaligus memperkarakannya ke jalur hukum.

“Ini sekadar peringatan kepada penerima bantuan, agar senantiasa bisa memaksimalkan alat yang mereka terima pagi ini,” tukasnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di lingkungan Pemkot Malang itu menjelaskan, dengan bantuan alat pertanian yang lebih canggih, nantinya bisa menambah daya produktifitas di tengah minimnya lahan pertanian di kawasan kota.

Data Dinas Pertanian menyebut, hingga saat ini tersisa 865 hektar lahan pertanian sehingga perlu adanya dorongan bantuan dan kebijakan agar produktifitas tetap terjaga. “Pemkot Malang sangat mengapresiasi upaya para petani menjaga lahan pertanian mereka,” bebernya.

Sementara itu, perwakilan Poktan Bumiayu, Wajidisah, mengaku sangat terbantu dengan bantuan alat ini. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan poktan lainnya, agar tidak menyalahgunakan alat yang sudah diterima. “Kami akan mengawasi teman-teman lainnya,” kata Wajid.

Sedang Kepala Dinas Pertanian, Hadi Santoso, menjelaskan jika saat ini produktifitas pertanian untuk gabah kering giling terbanyak kedua di Jawa Timur, setelah Jember. “Kita lahan boleh minim, tapi manajemen pertanian sudah bagus dan ini yang akan kita tingkatkan,” kata Hadi.