Angka Stunting di Kota Batu Menurun Drastis Kala Pandemi

Seorang anak yang baru saja melakukan imuniasasi (istimewa)

MALANGVOICE – Angka stunting di Kota Batu selama pandemi covid-19 ini turun drastis. Hal ini ditinjau dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu yang dibandingkan dari Februari 2020 dan Agustus 2020.

Dinkes Kota Batu melakukan pendataan kasus stunting dalam setahun 2 kali. Yakni pada Februari dan Agustus. Februari tahun ini data di Dinkes belum dijalankan.

“Itu karena, bulan timbang hanya kami lakukan dua kali dalam satu tahun. Yakni pada bulan Februari dan Agustus saja. Jadi untuk data yang terbaru masih dalam proses. Karena saat ini baru saja menginjak bulan Februari 2021,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Batu, Hayati.

Pada Februari 2020 ketika virus covid-19 belum masuk ke Indonesia kasus stunting di Kota Batu menginjak angka 23,8 persen dari total 9.584 bayi. Pada bulan Agustus 2020 persentase menurun hingga 14,8 persen. Sehingga penurunan angka stunting berada di angka 9 persen dari Februari ke Agustus.

Dengan capaian tersebut, Kota Batu tidak termasuk dalam lokus stunting nasional. Meskipun begitu Dinkes Kota Batu menganggarkan Rp 705 juta untuk pemenuhan suplemen gizi balita berupa biskuit kepada balita yang masuk dalam kategori bawah garis merah (BGM).

Demi menanggulangi kasus stunting di Kota Batu pada masa pandemi ini, Dinkes Kota Batu memberikan susu gratis pada 70 balita yang masuk kategori bawah garis merah (BGM). Pemberian itu dilakukan selama 90 hari.

“Kami juga melakukan usaha menanggulangi stunting melalui lima puskesmas yang dimiliki Dinkes. Serta melakukan kegiatan di posyandu dan imunisasi. Hal itu sangat berpengaruh terhadap menurunnya kasus stunting di Kota Batu,” katanya.

Itu karena, kekurangan gizi kronis tak hanya mengganggu tumbuh kembang fisik anak saja. Namun juga ada dampak jangka panjang dari stunting itu sendiri. Yakni, akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak.

“Kecerdasan manusia dipengaruhi oleh seribu hari pertama kehidupan pertumbuhan. Yaitu 270 hari dalam kandungan, 730 hari setelah lahir sampai usia dua atau tiga tahun,” katanya.(der)