Anggota Brimob Ajari Siswa SMKN 6 Malang Jinakan Bom dan Anti Huru Hara

Anggota Brimob mengenalkan alat dan senjata khusus yang dimiliki Brimob (Tika)
Anggota Brimob mengenalkan alat dan senjata khusus yang dimiliki Brimob (Tika)

MALANGVOICE – Anggota Detasemen B Pelopor Satuan Brigade Mobil (Satbrimob) Polda Jatim mengenalkan aneka senjata dan peralatan khusus yang dimiliki oleh Brimob, kepada ratusan siswa SMKN 6 Malang, Rabu (4/1).

Pengenalan ini dalam rangka reorientasi siswa SMKN 6 Malang pasca praktik lapangan.

Misalnya saja unit pasukan huru hara (PHH), mengenalkan salah satu alat mereka ketika menghadapi kericuhan massa, body protector.

Body protector dengan berat sekitar lima kilogram ini dilengkapi dengan helm, tameng serta senjata laras panjang. Body protector melindungi dada dan bagian tubuh vital lainnya.

Saat dilempar benda keras, pemakainya tidak akan merasakan apapun.

Salah satu siswa, Ervan Wahyudi mencoba pakaian ini. Menurut dia, hal ini cukup menarik.

Bagi dia yang ingin menjadi seorang anggota Polisi ini mengaku lebih tahu mengenai tugas Brimob.

“Tadi juga diberi pengetahuan mengenai sejarah Brimob sampe alat yang digunakan. Jadi lebih tahu,” kata dia.

Begitu juga dengan unit yang lainnya, Wanteror memperlihatkan salah satu alatnya yang memiliki banyak fungsi, breacher mechanic.

Juga memperlihatkan senjata terbaru jenis pistol buatan Kroasia dan laras panjang dengan amunisi dari Pindad, Indonesia.

Alat ini digunakan untuk mendobrak pintu sehingga memudahkan pasukan masuk ke lokasi.

“Banyak komponen di breacher mechanic karena fungsinya lengkap,” kata salah satu anggota dari unit Wanteror.

Unit Penjinak Bom (Jibom) juga unjuk gigi dengan mengenalkan alat-alat canggih mereka.

Selain mirror set untuk memeriksa bagian bawah dan atas dalam tindakan sterilisasi, mereka juga mengenakan pakaian khusus penjinak bom (Jibom), Eksplosive Ordnance Disposal (EOD) 9.

Pakaian khusus ini digunakan oleh operator satu untuk menjinakkan bom.

“Alat ini kedap udara dan khusus digunakan untuk menjinakkan bom. Agar operator bisa bernafas, ada saluran yang mengalirkan oksigen dari dalam pakaian,” kata Kanit Jibom, Iptu Sumantri.