Ambrol, DPUBM Bakal Bangun Ulang Jembatan Dau

Kepala DPUBM Pemkab Malang, Romdhoni. (Toski D).
Kepala DPUBM Pemkab Malang, Romdhoni. (Toski D).

MALANGVOICE – Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) ditahun 2020 ini bakal bangun kembali jembatan Dusun Krajan yang menghubungkan Desa Gading Kulon dan Desa Selorejo, Dau, yang ambrol akibat diterjangan banjir lumpur pada Kamis (30/1) lalu.

“Tahun ini (2020) Jembatan di Dau tersebut akan dibangun ulang. Jembatan tersebut runtuh karena bencana alam (Force major), bukan karena konstruksi yang kurang bagus,” ungkap Kepala DPUBM Pemkab Malang, Romdhoni, Rabu (4/3).

Kondisi Jembatan Dau yang ambrol. (Istimewa).
Kondisi Jembatan Dau yang ambrol. (Istimewa).

Menurut Romdhoni, kerusakan konstruksi bangunan jembatan dusun Krajan, Desa Gadingkulon, Dau tersebut dikarenakan bencana alam.

“BPBD, Kecamatan, dan Kepolisian, bahkan Bupati Malang sudah menentukan jika kerusakan Jembatan tersebut karena bencana alam, bukan konstruksi yang kurang bagus,” Jelasnya.

Dengan begitu, lanjut Romdhoni, dirinya akan melakukan pembangunan ulang jembatan Krajan tersebut agar dapat mendukung perkembangan wisata di wilayah tersebut dengan menyiapkan desain baru.

“Jembatan tersebut menghubungkan menuju Desa Selorejo terkenal dengan wisata petik jeruk. Diharapkan, dengan dibangunnya jembatan ini bisa memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata petik jeruk,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemeliharaan DPUBM Pemkab Malang, Suwignyo mengatakan, saat ini sedang mempersiapkan desain jembatan baru yang rencananya akan dibangun di sana.

“Kami siapkan kontruksi baru, untuk anggarannya diperkirakan naik 30 persen dari pagu sebelumnya. Dulu kan 700 juta,” ucapnya.

Sebab, lanjut Suwignyo, naiknya anggaran pembangunan jembatan tersebut, dikarenakan akan dilakukan rekonstruksi di bagian fondasi jembatan.

“Dulu sebelum banjir kedalaman sungai hanya 3 meter, kini menjadi 6 meter. Makanya, kami melakukan perubahan konstruksi di fondasi karena permukaan dasar sungainya sudah mengalami penurunan yang cukup ekstrem dari kondisi. Kalau jenis konstruksi (jembatannya) masih sama jembatan beton,” pungkasnya.(Hmz/Aka)