Amati Gerhana, Rektor Ma Chung Pernah Diusir Hansip

Chatief Kunjaya (istimewa)

MALANGVOICE – Rektor Universitas Ma Chung, Chatief Kunjaya MSc PhD, saat ini mengamati gerhana di Palu, Sulawesi Tenggara. Namun ia pernah mendapat pengalaman tidak mengenakkan ketika mengamati gerhana matahari di Solo, tahun 1983 lalu.

Saat itu dia bersama dengan rombongan peneliti dari luar negeri melakukan pengamatan di Stadion Manahan Solo. Chatief diusir hansip (pertahanan sipil) yang sedang bertugas. Padahal saat itu dia tengah mendampingi rombongan peneliti dari luar negeri.

“Memalukan sekali, karena sampai diusir oleh hansip saat akan melakukan pengamatan. Padahal saya sudah menjelaskan bahwa hal itu adalah kegiatan saya,” terang Kun, sapaan akrabnya.

Direktur ILOA (International Lunar Observation Associaton) ini mengatakan, pemerintah waktu itu memang melarang warga keluar karena alasan keselamatan.

“Masuk-masuk, semua warga tidak boleh berada di luar. Ini peraturan pemerintah. Bahaya, gerhana matahari,” kata Kun menirukan ucapan hansip.

Walaupun kala itu Kun sudah ngotot dan berusaha menjelaskan kepada hansip namun tetap saja petugas mengusir mereka. Akhirnya mereka memilih untuk pergi dan mencari lokasi yang bisa mereka gunakan observasi.

“Akhirnya saya call teman yang tinggal di Solo kebetulan dia punya gedung yang bisa digunakan untuk observasi,” kata dia.

Ketika melakukan observasi dengan para peneliti asing di atap gedung empat lantai, dia bisa melihat Kota Solo tidak ubahnya seperti kota mati. Tidak ada aktivitas sama sekali, tidak ada suara bahkan tidak satupun orang yang keluar rumah. Kecuali hansip dan rombongan laki-laki yang 27 tahun berkiprah di ITB (Institute Teknik Bandung) ini.

“Cuma ada suara anjing menggonggong. Tidak ada suara lain,” tutupnya.