9 Perupa Gelar Pameran ‘Abstrak Hari Ini’

MALANGVOICE – Sembilan perupa abstrak dari Malang akan menggelar pameran seni rupa bertajuk Abstrak Hari Ini. Kesembilan perupa itu adalah Yon Wahyuono, M Sattar, Didiek Mintadi, M Eksan, Masari Arifin, Leeman, S Drajad, Goweng, dan Jonnie Kirman.

Pameran dibuka pada Sabtu, 21 Nopember, pukul 19.00 WIB, di Gedung Dewan Kesenian Malang, Jalan Majapahit 3, oleh Herman Sumaryono, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang.

Keesokan harinya, 22 November, digelar diskusi seni rupa, pukul 10.30 WIB, di Gedung Dewan Kesenian Malang, menampilkan narasumber DR Djuli Jatiprambudi (dosen dan kritikus seni rupa dari Universitas Negeri Surabaya) dan Romo Albert H dari Malang.

Berdasar rilis yang diterima MVoice, hadir juga dalam diskusi, tiga penulis dan pengamat seni, masing-masing Lilik Indrawati, dosen seni rupa Universitas Negeri Malang , Achmad Budi, jurnalis, dan M Sattar, dosen seni rupa Universitas Negeri Surabaya.

Dijelaskan juga, pameran akan berlangsung hingga 30 Nopember, dan terbuka untuk umum.

Dijelaskan, saat ini seni abstrak seperti sudah keluar dari mainstream. Namun bukan berarti seni abstrak sudah mati. Bukan berarti seni abstrak sudah hilang; bukan berarti seni abstrak sudah tidak ada.

Sebagai sebuah bahasa ungkap visual, seni abstrak masih punya hak untuk ada, masih sah untuk ada, walaupun seolah-olah mengingkari mainstream. Semua itu karena bahasa ungkap seni memang sangat personal sifatnya. Logat seni para senimannya sudah menjadi logat pribadinya.

Kesetiaan mereka juga tidak luntur walaupun era demi era telah terlewati. Boom seni lukis Indonesia di tahun 80an pun tidak menyebabkan mereka untuk beramai-ramai beralih bahasa ungkap visualnya dari abstrak menjadi surealis.

Demikian juga ketika hiperrealisme menjadi tren akibat kiblat seni rupa Barat beralih ke Timur, ternyata masih banyak seniman abstrak yang tetap setia pada bahasa visualnya. Itulah bentuk dari ‘keberanian kreatif’ para seniman abstrak. Berani meniti jalan sepi.

Menyimak perjalanan seni abstrak di Malang, pada pameran ‘Abstrak Hari Ini’, setidaknya bisa dicatat ternyata masih ada generasi lanjut dalam perjalanan seni abstrak di kota Malang. Ternyata bahasa ungkap ‘abstrak’ masih mampu menjadi pilihan bahasa ungkap para perupanya.

Kondisi itu terbukti dalam pameran ini, yaitu dengan keterlibatan generasi baru seni abstrak Malang yang memiliki visi dan misi yang sepaham dalam pemilihan bahasa ungkap. Mungkin mereka juga merupakan pribadi-pribadi yang berani mengambil keputusan dan berani mengambil resiko untuk siap berada di sisi ‘sepi’ seni abstrak pada era ini.

Secara rinci, generasi baru perupa abstrak di Malang disebutkan, Masari Arifin, Leeman, S Drajad, Goweng, dan Jonnie Kirman.