4 Aplikasi Edukatif Tunjang Anak SFH

Ilustrasi. (Istimewa)

MALANGVOICE – Para orang tua pasti tahu betapa rumitnya untuk menyibukkan anak-anak, terutama saat sekolah usai. Kondisi menjadi semakin membingungkan dengan periode School From Home dimana si kecil diharuskan menggunakan tablet, ponsel, atau perangkat elektronik lainnya untuk kebutuhan sekolah mereka.

Tapi jangan kepalang bingung dulu karena menggunakan gadget tidak selamanya berdampak buruk. Berikut beberapa aplikasi edukatif yang cocok untuk digunakan selama periode School From Home.

Prodigy
Prodigy adalah salah satu aplikasi matematika paling populer di pasaran. Alasan utamanya adalah karena aplikasi ini disiapkan seperti video game. Prodigy adalah game edukasi berdasarkan fantasi yang berhubungan dengan topik matematika untuk anak-anak dari tahun pertama hingga tahun terakhir sekolah dasar.

Prodigy dirancang untuk menguji pengetahuan anak-anak sembari mengajari mereka topik matematika. Anak-anak akan mendapatkan mantra ajaib dengan menjawab pertanyaan dengan benar dan menghadapi pertempuran antar monster di banyak dunia fantasi yang berbeda.

Google Arts and Culture
Biarpun aplikasi Google Arts and Culture menjadi viral karena fitur selfie-nya, yang memungkinkan pengguna membandingkan wajah mereka dengan karya seni, sebenarnya situs dan aplikasinya berisi banyak informasi tentang koleksi museum, seniman, teater, tokoh sejarah, dan acara.

Aplikasi ini adalah sumber daya yang tak ternilai bagi para remaja karena dapat memberi mereka informasi mendalam tentang seni berdasarkan gambar dan video.

Hopscotch
Hopscotch adalah sebuah aplikasi yang mengajarkan teknik pemrograman untuk anak-anak. Dirancang untuk anak-anak usia 10 hingga 16 tahun, aplikasi Hopscotch ini dirancang khusus untuk perangkat seluler.

Selama menggunakan Hopscotch, anak-anak dapat menarik dan melepas perintah dan instruksi ke dalam skrip untuk membuat program mereka sendiri. Mereka juga dapat menyesuaikan program mereka dengan memilih karakter dan juga dapat menyimpan dan berbagi kreasi mereka.

Hopscotch adalah aplikasi yang ideal untuk mengembangkan kreativitas dan mulai mempelajari cara kerja pemrograman komputer, tanpa mengkhawatirkan bahasa pengkodean yang teknis dan kerap menyulitkan. Aplikasi ini juga bisa jadi titik awal untuk si kecil sebelum kemudian beralih ke program yang lebih kompleks seperti, misalnya, Scratch.

LingoAce
Aplikasi yang satu ini fokus untuk mengajarkan bahasa Mandarin untuk anak umur 6 sampai 15 tahun. Bukan hanya sekedar janji, LingoAce sudah memiliki 300 ribu siswa dari 80 negara dengan lebih dari 7 ribu jam proses belajar mengajar. Sebagai salah satu edutech kelas global, kunci dari keberhasilan LingoAce adalah terapan kurikulum ilmu pengetahuan terkini dan adopsi teknologi modern dalam pembelajaran bahasa Mandarin.

Untuk memastikan proses belajar berjalan lancar, LingoAce juga memperhatikan cara peserta didik belajar. Area-area yang dimonitor secara khusus antara lain perubahan gaya belajar, kebutuhan emosional dan sosial anak, serta suasana belajar. Hasil observasi ini kemudian akan digunakan untuk menyesuaikan program belajar dan konsep belajar bersama. Data ini juga berdampak pada penggunaan media multimedia, ilustrasi dan gamifikasi.

Dari sisi tenaga pengajarnya, LingoAce HANYA menggunakan jasa guru native speaker yang sudah lulus uji kompetensi kemampuan Putonghua. Tidak berhenti disitu, kursus online bahasa mandarin ini juga memastikan bahwa tiap guru telah memiliki akreditasi CTCSOL internasional.

Program belajar yang tersedia di LingoAce juga dipastikan dapat memberikan efek positif bahkan pada peserta didik yang tinggal di linkungan non-imersif. Tersedia tiga varian program mulai dari reguler, intensif hingga privat.

Mahal? Tenang, biaya program sangat terjangkau mulai dari Rp 83 ribu per kelasnya. Ayo daftar kelas free trial sekarang juga! Mumpung lagi promo.