20 Tahun Terakhir, Luas Lahan Alami di Kota Malang Menyusut!

Penyusutan Drastis Luas Lahan Alami

Ilustrasi lahan alami. (Muhammad Choirul)
Ilustrasi lahan alami. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Dalam kurun 20 tahun terakhir, luas lahan alami di Kota Malang menyusut drastis. Hal ini ditengarai akibat massifnya pembangunan, sehingga mengubah perwajahan bhumi Arema.

Hingga 2017 ini, luas lahan berupa lahanya pertanian, tubuh air, dan vegetasi hanya tersisa 30 persen. Data itu terungkap lewat penelitian sejumlah dosen yang tergabung dalam Research Group Geoinformatics, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Mengambil judul ‘Aplikasi Ilmu Geoinformatika: Memonitor Transformasi Wajah Kota Malang dalam Periode 20 Tahun dari Satelit Observasi Bumi’, penelitian ini memanfaatkan data satelit observasi bumi Landsat 5 TM (milik Amerika Serikat), Sentinel-2 (milik Uni Eropa), dan data DEM (Digital Elevation Model) dari satelit ALOS (Advance Land Observation Satellite) milik Jepang untuk tahun 1997 dan tahun 2017.

Salah seorang peneliti, Fatwa Ramdani, mengatakan, dasar penelitian ini menggunakan ilmu Geoinformatika yang merupakan irisan antara bidang ilmu Geografi dan informatika. Melalui basis keilmuan ini, perubahan karakteristik permukaan fisik bumi dalam kurun waktu tertentu dapat termonitor.

“Wilayah yang terbangun oleh struktur buatan manusia di Kota Malang memiliki luas 2.799,2 hektare pada tahun 1997, atau 37 persen dari total luas kota 7511,1 hektare,” katanya.

Pada tahun itu, terjadi pembukaan lahan skala besar untuk pembangunan wilayah permukiman baru seluas 1.285,65 hektare. Pembangunan ini memangkas lahan pertanian.

“Luasan struktur buatan manusia kini menjadi 4.751,5 hektare atau sekitar 64 persen dari luas total keseluruhan, meningkat dua kali lipat,” tuturnya.

Dampaknya, saat ini luas lahan alami menurun menjadi 30 persen saja atau sekitar 2.253,3 hektare. Hingga saat ini, aktivitas perubahan alih fungsi lahan masih terjadi.

Kata Ramadan, kecenderungan alih fungsi masih sama. “Dari lahan pertanian yang terbuka, akan dijadikan cluster pemukiman. Ada 2 persen lahan terbuka atau seluas 210 hektare,” tandasnya.