Yuk Mengintip Mobil Antar Jemput Siswa SLBN Kota Batu

Siswa-siswa SLBN saat menaiki mobil dinas yang setiap hari digunakan antar jemput siswa.(Miski)
Siswa-siswa SLBN saat menaiki mobil dinas yang setiap hari digunakan antar jemput siswa.(Miski)

MALANGVOICE – Mobil Kijang Kapsul dengan plat merah terparkir di sekitar Taman Makam Pahlawan (TMP), di Jalan Suropati, Kota Batu.

Di dalam mobil terdapat beberapa anak mengenakan seragam sekolah ditemani orang tuanya. Senyum polos terpancar dari siswa-siswa ini. Sesekali mereka mengobrol dengan orang tua serta sang sopir.

Mobil tersebut sedang menunggu penumpang lain, yakni siswa dari Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sang sopir, Suyono beberapa kali melihat waktu di jam tangannya.

Kendaraan dinas berplat N 312 KP ini setiap hari menjadi sarana dan fasilitas siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Kota Batu.

Untuk tempat penjemputan tersebar di beberapa titik dengan rute yang sudah ditentukan. Di antaranya, Jalan Pattimura, TMP, Pom Lahor, Brantas, Samadi. Rute tersebut berlaku sama saat dia mengantar siswa beserta orang tuanya, ditambah rute ke Balai Desa Giripurno.

Mobil hibah dari Pemkot Batu ini kemudian dimodifikasi tempat duduknya, selayaknya tempat duduk Angkutan kota (Angkot). Sedangkan bagian depan dibiarkan seperti produk aslinya.

“Setiap hari, saya antar jemput siswa tiga kali pulang pergi (PP). Mulai siswa TK, SD, SMP dan SMA,” kata Suyono.

Mobil bagian belakang sengaja dimodifikasi supaya bisa muat lebih banyak penumpang. Bahkan, mobil yang terbilang tua ini sewaktu-waktu bisa mengangkut 25-27 orang. Sesuai kapasitas normal, Kijang Kapsul bisa dinaiki 8-9 orang.

“Kalau pas waktu pulang sekolah bersamaan, ya mau tidak mau diangkut sekalian, daripada bolak balik,” akunya.

Meski demikian, siswa beserta orang tuanya cukup bersyukur dengan fasilitas ini. Setidaknya, mobil antar jemput meringankan biaya setiap hari.

Suasana pengap dan berdesak-desakan dengan siswa dan orang tua lain sudah biasa dirasakan.

“Dulu, sebelum ada kendaraan antar jemput, setiap hari harus mengeluarkan biaya Rp20 ribu untuk biaya ojek dari TMP ke SLBN,” aku salah satu orang tua siswa asal Ngantang ini.

Kepala SLBN Kota Batu, Siti Muawanah Mariyam, mengakui, setiap hari mobil tersebut bisa mengangkut 60 orang. Sepuluh di antaranya wali murid.

Mobil mulai beroperasi sejak semester 1 tahun 2016. Sebelumnya, pihak sekolah harus menyewa mikrolet untuk antar jemput siswa dan orang tua. Biaya yang dikeluarkan pun cukup besar, yakni Rp150 ribu tiap hari.

“Sebelum sewa mikrolet, kami pakai mobil pribadi, kemudian sewa mikrolet. Setelah mengajukan ke Dinas Pendidikan, kami diberi mobil dinas. Beruntung ada mobil dinas, jadi bisa lebih hemat di biaya,” akunya saat ditemui di sekolah.

Bahkan, Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) yang diterima SLBN lebih besar dibanding sekolah pada umumnya. Hal ini untuk menunjang biaya operasional mobil antar jemput.

Fasilitas ini diberikan agar supaya wali murid yang tergolong kuramg mampu dapat pelayanan, sehingga bersemangat mengantar anaknya ke sekolah.

Di SLBN terdapat 82 siswa. Sedangkan yang menikmati fasilitas ini sekitar 50 siswa. Sisanya ada yang diantar langsung orang tua, sebagian lain membawa kendaraan sendiri ke sekolah.

“Siswa yang didampingi orang tuanya rata-rata siswa yang baru duduk di TK dan SD. Untuk SMP dan SMA ada yang berangkat sendiri,” jelasnya.

Meski demikian, kondisi mobil yang tidak lagi bagus menjadi masalah bagi sekolah. Beberapa kali kendaraan tersebut ke luar masuk bengkel.

Kapasitas mobil yang tak memadai juga dikeluhkan. Padahal, setiap hari harus menjemput dan mengantar 50 siswa.

Pihaknya telah menyampaikan masalah tersebut. Sekolah meminta bantuan mobil dengan kapasitas yang lebih memadai dan bisa muat banyak pnumpang.

“Butuh tiga kendaraan, tapi kami lebih memilih satu kendaraan dengan kapasitas cukup besar, seperti Luxio dan APV, sehingga setiap harinya tidak sampai tiga kali PP,” harap dia.

“Sudah disampaikan ke dinas terkait, disuruh menunggu sampai Pilkada selesai,” lanjut perempuan yang juga anggota relawan demokrasi ini.