Yuan Jadi Mata Uang Internasional, Ini Plus Minusnya…

Venus kusumawardana, praktisi pasar saham, head of markering PT Reliance Securities.

MALANGVOICE – Rapat International Monetary Fund (IMF) menyepakati rencana memasukkan mata uang Cina, Yuan, sebagai mata uang internasional Special Drawing Rights (SDR). Berdasar kesepakatan itu, dipastikan akan berdampingan dengan Dolar Amerika Serikat, Euro, Yen dan Poundsterling.

Praktisi Pasar Modal, Venus Kusumawardana, mengatakan, ada kemungkinan positif dan negatif terkait masuknya Yuan sebagai mata uang dunia.

Akademisi itu menjelaskan, bila kurs Yuan berada di bawah Dolar Amerika, kondisi ini akan menguntungkan, terutama bagi para importir, karena mengurangi ketergantungan terhadap mata uang negeri Paman Sam.

“Sebaliknya, jika ternyata kurs Yuan di atas Dolar, maka impor barang menjadi lebih mahal,” imbuhnya.

Selain itu, dilihat dari peta dunia, keberadaan Yuan yang sejajar dengan Euro dan Dolar akan membuat Asia Afrika bisa menjadi lebih kuat jika dihadapkan dengan Uni Eropa yang memakai Euro maupun Amerika yang memakai Dolar.

“Asia Afrika tentu akan memilih Yuan sebagai mata uang untuk bertransaksi, ketimbang Dolar maupun Euro jika dilihat dari segi geografis,” imbuhnya.

Pemakaian Yuan di kawasan Asia Afrika akan memperkuat perekonomian regional mengingat. Pada 2015, Gross Domestic Product (GDP) Afrika sebesar 4,5 persen, mid Asia 3,5 persen, dan Asia Australia 5,7 persen, sementara Eropa di posisi 14 persen dan Amerika 12 persen.

“Kalau Asia Afrika bergabung dengan memakai mata uang Yuan, maka bisa menandingi kekuatan dua benua itu (Eropa dan Amerika),” tandasnya.