Wow, Profesor UB Ini Jadi Peneliti Terbaik Kedua di Indonesia!

Prof Dr Ir Kurniatun Hairiah saat ditemui di kantornya (anja)

MALANGVOICE – Prof Dr Ir Kurniatun Hairiah, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP-UB), dinobatkan menjadi peneliti terbaik kedua di Indonesia, menyusul peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Suharyo Sumowidagdo.

Kurniatun berhasil mengalahkan 500 peneliti dari berbagai bidang, seperti Biologi, Geologi, hingga Fisika Partikel.

Kurniatun menjelaskan salah satu penelitiannya pada reporter MVoice (anja)
Kurniatun menjelaskan salah satu penelitiannya pada reporter MVoice (anja)
Prof Dr Ir Kurniatun Hairiah saat ditemui di kantornya (anja)
Prof Dr Ir Kurniatun Hairiah saat ditemui di kantornya (anja)

Dia mengaku, awalnya tidak tahu menahu perihal penobatan dirinya sebagai peneliti terbaik. “Waktu itu saya mendapat ucapan selamat dari salah seorang teman. Saya merasa tidak pernah mempublish atau mendaftarkan diri dalam kompetisi waktu itu,” katanya.

Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata penobatan dirinya menjadi peneliti terbaik karena ketelatenannya mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal internasional dan nasional.

Dengan dibantu lembaga peneliti International Center for Agroforestry (ICRAF) di Bogor, artikel-artikel ilmiah terdahulu hingga terbaru milik Kurniatun mulai dipublikasikan ke masyarakat. Lebih jauh lagi, masyarakat bisa mengunduhnya tanpa diharuskan membayar.

“ICRAF membantu men-scanning dan mempublikasikan artikel ilmiah saya sehingga banyak masyarakat yang menyitir (mengutip) untuk dijadikan referensi penelitian,” katanya.

Tidak hanya itu, artikel-artikel ilmiah Kurniatun tentang sistem perakaran ternyata banyak dibutuhkan masyarakat. Peneliti yang lebih senang dipanggil Bu Cho tersebut berpendapat bahwa untuk hidup, tanaman butuh air dan unsur hara.

Sayangnya, banyak peneliti yang mengabaikan sistem perakaran. Padahal, jika diperhatikan penelitian tentang sistem perakaran banyak yang sederhana namun tidak banyak yang melakukannya.

“Akhirnya saya mulai meneliti tentang sistem perakaran pada tahun 1985 dan penelitian yang berhubungan dengan cadangan karbon sudah dilakukan sejak tahun 1994. Penelitian jangka panjang yang saya lakukan dibantu ICRAF. Kenapa saya bisa meng-upload artikel ilmiah dalam jumlah banyak, ini semua berkat bantuan dari teman-teman di ICRAF,” katanya.

Kurniatun berpesan, peneliti sebaiknya membuat penelitian yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bisa langsung diimplementasikan. Dengan begitu sumbangsih ilmu pengetahuan terutama penelitian akan lebih terasa manfaatnya untuk masyarakat.