Warga Inggris Terpesona Pola Pengelolaan Kampung 3G

Kampung 3G mendapat kunjungan warga Inggris. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Apresiasi demi apresiasi terus didapatkan Kampung Glintung Go Green (3G). Inovasi Gerakan Menabung Air (Water Banking Movement) di kampung itu membuat banyak kalangan terpesona.

Kali ini, inovasi kampung yang terletak di kawasan Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang itu tak hanya ditiru warga Asia. Lebih jauh, kini giliran warga Inggris yang belajar inovasi guna mencegah banjir sekaligus menangani permasalahan perubahan iklim.

Perwakilan warga Inggris, Keith Cameron, berkunjung ke Kampung 3G bersama keluarganya, Selasa (19/9). Ia mengaku sangat tertarik dengan inovasi di Kampung 3G setelah mengetahui informasi dari media sosial.

Keith Cameron ingin melihat apa yang bisa ditiru dan apa yang sudah dikerjakan di kampung ini. Menurutnya, pola kepemimpinan Bambang Irianto sebagai inisiator Kampung 3G patut ditiru.

“Ia bisa menggerakkan warga kampung untuk menerapkan inovasi menabung air, membuat lubang biopori, hingga menanam tanaman hidroponik di lingkungan rumah mereka,” tandasnya.

Kampung 3G mendapat kunjungan warga Inggris. (Muhammad Choirul)

Keith bangga bisa berada di kampung ini. Dia menilai, inovasi ini tentunya bisa menjadi ajang promosi Indonesia di mata internasional. Di Inggris, lanjutnya, permasalahan lingkungan yang dialami sebenarnya sama, yakni terkait perubahan iklim dan banjir.

“Kami berjanji akan menyebarkan inovasi ini di Inggris. Ide ini bagus disebarkan di Eropa dan dunia,” serunya.

Dengan kunjungan ini, Ketua RW 23 sekaligus inovator Kampung 3G, Bambang Irianto, mengaku jika pihaknya semakin yakin bahwa kampung ini layak menjadi percontohan dunia. Sebab, gerakan menabung air akan semakin berkembang jika seluruh negara bisa menerapkannnya.

Pihaknya pun terbuka pada semua negara jika ingin belajar mengenai inovasi ini. Setelah kampung ini diakui di ajang Guangzhou Award for Urban Innovation, ia punya kewajiban untuk menyebarkan informasi ini ke semua pihak.

“Tentu kami berharap gerakan ini tidak hanya diterapkan di Malang saja, tetapi semua negara bisa menerapkannnya. Masalah perubahan iklim dan banjir kan memang dirasakan hampir seluruh negara di dunia,” urainya.(Coi/Yei)