Wakasad: Pembinaan Teritorial Wajib Diketahui Semua Kalangan Masyarakat

MALANGVOICE – Salah satu cara mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh adalah mengoptimalkan pembinaan teritorial yang dapat berpengaruh positif terhadap ketahanan wilayah.

Pembinaan teritorial tidak hanya wajib diketahui TNI saja, melainkan seluruh lapisan masyarakat. Sayangnya, pelaksanaan pembinaan teritorial belum dapat terselenggara secara optimal.

“Belum optimalnya pembinaan teritorial dapat diketahui dari adanya indikasi pemberdayaan potensi geografi, demografi dan kondisi sosial yang belum optimal,” kata Wakil Kepala Staff TNI Angkatan Darat, Letnan Jendral TNI, M Erwin Syahfitri kepada wartawan.

Apalagi saat ini, lanjutnya, ada pergeseran strategi peperangan konvensional menuju ke non-konvensional, yaitu proxy war.

Proxy war tidak melalui kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik melalui politik, melalui ekonomi, sosial budaya, termasuk hukum.

Indikasi proxy war di Indonesia, antara lain adalah gerakan separatis dan gerakan radikal kanan/kiri, demonstrasi massa anarkis, sistem regulasi dan perdagangan yang merugikan, peredaran narkoba, pemberitaan media yang provokatif, tawuran pelajar, bentrok antar kelompok, serta penyebaran pornografi, seks bebas, dan gerakan LGBT

“Itulah kenapa ada pertahanan militer dan pertahanan non-militer. Pertahanan non militer untuk melawan ancaman non militer seperti penyelundupan narkoba, dan lain-lain tidak bisa ditangani oleh militer saja tapi semua masyarakat termasuk kalangan akademisi,” simpulnya.