Wah, Dokumen Perencanaan Bencana Desa dan Kabupaten Belum Sinergi

Koordinator Kabupaten Malang Program Pattiro API USAID, Imam Karya Bakti (Tika)
Koordinator Kabupaten Malang Program Pattiro API USAID, Imam Karya Bakti (Tika)

MALANGVOICE – Berdasar hasil kajian Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Kabupaten Malang, terdapat hubungan yang tidak sinergis antara perencanaan desa dengan kabupaten.

“Kesimpulan ini berdasarkan hasil kajian kami di enam desa yang kami dampingi,” kata Koordinator Kabupaten Malang program Pattiro Adaptasi Perubahan Iklim (API) USAID, Imam Karya Bakti kepada MVoice, Jumat (24/2).

Lanjut dia, tidak semua Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) 2016-2021 desa memuat isu yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Padahal, hal itu jelas tertuang dalam RPJMD Kabupaten Malang.

Menurut dia, masih ada beberapa poin yang membuat penanganan bencana di Kabupaten Malang kurang maksimal.

Dia menilai informasi API dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) masih belum diserap secara maksimal oleh masyarakat. Padahal, lanjut dia, Kabupaten Malang kawasan yang rawan bencana, baik geologi atau hidrometeorologi.

Masih menurut Imam, pemerintah desa belum optimal dalam mengelola wilayah yang berpotensi membawa risiko bencana.

Hal ini dikarenakan pengelolaan hutan cenderung eksklusif dengan Perhutani sebagai aktor utama. Akibatnya, pemerintah desa yang sebagian wilayahnya berada di lahan Perhutani, tidak bisa terlihat dalam penanganan lingkungan.

“Perhutani memiliki perencanaan sendiri yang tidak melibatkan masyarakat,” kata dia.

Bahkan, hasil kajian Pattiro, pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah risiko bencana masih lemah.

“Masyarakat di wilayah risiko bencana masih minim dalam mendapatkan informasi. Padahal, penting untuk mereka ketahui sebagai upaya antisipasi,” tandas dia.