UMM MoU dengan IUM Amerika dan ICSSQS Saudi Arabia

Rektor UMM, Fauzan dan Sheikh Mohammed Dhabyan (ist)
Rektor UMM, Fauzan dan Sheikh Mohammed Dhabyan (ist)

MALANGVOICE – Lawatan Rektor Islamic University of Minnesota (IUM) Amerika Serikat, Prof Dr Waleed Edrees A Menesse, dan Direktur International Commission on Scientific Signs in Quran and Sunnah(ICSSQS) Saudi Arabia, Sheikh Mohammed Dhabyan S. Al-Sulami, ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dilanjutkan dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara para pihak, Selasa (31/1)

Kepala Kantor Hubungan Luar Negeri (KHLN) UMM, Dr Abdul Haris MA menyatakan, UMM akan bekerjasama dengan IUM Amerika dalam hal akademik. Kesepakatan yang dilakukan di antaranya pertukaran mahasiswa, dosen dan staf yang berminat mempelajari lebih dalam tentang Islam di Amerika. Pertukaran tersebut dilakukan tanpa adanya penyetaraan ijazah antara kedua universitas.

“Semua kesepakatan akan dijalankan tahun ini,” tegas Haris.

IUM juga memberikan pilihan sistem pembelajaran yang sangat fleksibel. Haris memaparkan, ada beberapa sistem pembelajaran yang digunakan kampus tersebut, seperti tatap muka, telekonferensi hingga belajar melalui website. Dalam pertukaran mahasiswa, nantinya UMM akan memanfaatkan sistem pembelajaran telekonferensi. Ada 200 pakar Islam yang akan mengajar via telekonferensi nantinya.

Penandatanganan MoU (ist)
Penandatanganan MoU (ist)

“IUM dan UMM akan memanfaatkan kesempatan tersebut. Jadi mahasiswa tidak perlu datang ke Amerika langsung. Melalui telekonferensi mahasiswa UMM bisa belajar dengan dosen dari universitas Islam yang berasal dari negara Islam seperti Qatar dan Saudi Arabia,” papar Haris.

Rektor IUM Waleed Edrees berharap kerjasama yang terjalin bisa meningkatkan kualitas pendidikan di UMM maupun di IUM.

“Amerika membutuhkan dukungan dan apresiasi dari muslim Indonesia dalam berbagai hal. Bidang akademik menjadi salah satu lahan untuk berdakwah di Amerika, khususnya di Minnesota,” papar Waleed.

Tak lupa, Rektor IUM juga memberikan kuliah tamu tentang Islam di Amerika era Donald Trump: Tantangan dan Harapan. Waleed menjelaskan, sejarah masuknya Islam ke Amerika sejak pertama kali, hingga perkembangan Islam yang sangat pesat di Amerika.

“Dulu di Amerika hanya ada 3 masjid. Ukurannya pun tidak seberapa luas, tapi sekarang sudah ada 70 masjid dan masih akan terus bertambah,” ujar Waleed.

Selain dengan IUM Amerika, UMM juga melakukan kerjasama dengan ICSSQS Saudi Arabia yang akan dimanfaatkan untuk penelitian. Penelitian yang dilakukan, lanjut Haris, akan berfokus pada mukjizat sains dalam al-Quran dan as-Sunnah. Dalam jangka panjang, UMM akan memasukkan ilmu tentang al-Quran dan as-Sunnah dalam kurikulum mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyah (AIK).

“UMM akan mengadopsi beberapa hal tentang ilmu al-Quran dan as-Sunnah kemudian dimasukkan dalam kurikulum AIK,“ kata Haris.