Tolak Hak Angket, MCW Desak Usut Tuntas Korupsi E-KTP

Segenap aktivis Malang Corruption Watch (MCW) berunjuk rasa di depan Balai Kota Malang. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Malang Corruption Watch (MCW) menggelar aksi di depan Balai Kota Malang, Selasa (25/7). Mereka mendesak agar kasus korupsi E-KTP diusut tuntas.

Dalam aksinya, mereka memakai topeng bergambar wajah para anggota DPR RI yang mengusung munculnya Pansus Hak Angket terhadap KPK. Selain itu, mereka juga membawa payung berwarna hitam, disertai sejumlah simbol lain sebagai tanda berduka atas fenomena yang tengah berlangsung.

Koordinator aksi, Mayedha, mengatakan, mencuatnya kasus korupsi E-KTP memunculkan serangan balik terhadap KPK. Pasalnya, kasus tersebut melibatkan banyak politisi besar.

Dia menambahkan, keberadaan Pansus Hak Angket DPR terhadap KPK merupakan salah satu serangan yang dilancarkan. MCW memandang bahwa Hak Angket ini tidak sepantasnya dimunculkan.

“Hak Angket ini bisa dikatakan sebagai bentuk intervensi terhadap upaya pemberantasan korupsi. Inisiasi Hak Angket muncul di tengah-tengah proses penyidikan. Hal ini dapat kita pandang sebagai bentuk intervensi DPR RI pada proses penegakan hukum,” kata Mayedha.

Selain itu, dia juga menilai Hak Angket merupakan pemborosan anggaran rakyat. Anggaran yang digunakan oleh Pansus Hak Angket tersebut menelan dana sebesar Rp 3.151.986.000 yang bersumber dari APBN.

Menurutnya, Hak Angket DPR terhadap KPK adalah suatu bentuk sikap tidak pro pemberantasan korupsi. “Maka orang-orang yang tergabung dalam Pansus Hak Angket juga merupakan orang-orang yang perlu dipertanyakan integritas dan komitmen anti korupsinya,” paparnya.

Karena itu, lanjutnya, warga Malang Raya serta Jawa Timur merasa perlu melakukan penolakan terhadap intervensi tersebut. Dukungan terhadap KPK juga perlu diberikan, karena KPK adalah simbol sekaligus senjata masyarakat dalam memberantas korupsi.

“Masyarakat turut merasakan dampak dari carut-marutnya pengadaan hingga pengelolaan E-KTP dalam kehidupan sehari-hari,” keluhnya.


Reporter: Muhammad Choirul Anwar
Editor: Muhammad Choirul Anwar
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti