“Titip Tego, Tolong Sembuhkan Anak Saya…”

Korban pasung, Tego Susanto saat dibawa petugas setelah dibebaskan dari pasung.(Miski)
Korban pasung, Tego Susanto saat dibawa petugas setelah dibebaskan dari pasung.(Miski)

MALANGVOICE – Rukiyati (66) tidak kuasa melihat anaknya dibawa petugas dari Dinas Sosial Provinsi bersama Tim Pendamping Pasung dan Rumah Sakit Jiwa Lawang, Selasa (14/3).

Tego Susanto (44) warga RT04/RW01 Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang ini dibebaskan dari tempatnya di pasung. Tego merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Rukiyati mengaku terpaksa memasung anaknya karena kerap membuat resah. Entah sudah berapa kali ia mendapat pukulan anaknya tersebut sebelum di pasung.

“Saya pasrah dan ihlas. Saya serahkan ke pemerintah, minta tolong sembuhkan anak saya,” kata dia.

Baca juga: Pemkab Malang dan Dinsos Provinsi Bebaskan Tego Susanto Dari Derita Pasung

Tego kali pertama di pasung saat usianya menginjak 22 tahun. Semula ia ikut kakeknya dan di pasung dengan cara kakinya dirantai. Setelah kakeknya meninggal, Rukiyati membawa pulang anaknya ke rumah.

Karena perilakunya yang meresahkan, Rukiyati memutuskan memasung anaknya di dalam kandang berukuran 2 meter x 1,5 meter yang ditaruh di belakang rumah atau di kebun singkong.

Selama di pasung, Tego kerap berteriak dan mengamuk tanpa alasan yang jelas. Ia baru 7 bulan menempati kandang yang dibuat atas urunan warga setempat.

Setiap hari ia menyuapi anaknya, pagi dan sore. Makanan yang diberi pun ala kadarnya.

“Apa yang saya makan ya saya kasih. Kadang tiwul, jagung dan nasi. Lauknya ya seadanya,” ujar perempuan 66 tahun ini.

Pada tahun 2016 lalu, Tego sempat dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Lawang. Upaya tersebut membuahkan hasil, namun tak bertahan lama. Setelah obatnya habis, gejala gangguan jiwanya kambuh.

Sebelum mengalami gangguan jiwa, Tego sempat bekerja bangunan di Kota Surabaya. Setiap satu minggu sekali anaknya pulang ke rumah. Pasca berhenti bekerja, ia kemudian bekerja serabutan di rumah.

“Anak saya putus sekolah. Saat kelas IV SD ia tidak naik kelas,” ungkapnya.

Ia tidak tahu pasti penyebab anaknya mengalami gangguan jiwa. Sejak di dalam kandungan, Tego harus kehilangan ayahnya, Kasan yang meninggal dunia. Rukiyati kemudian menikah lagi.

Ia menepis jika penyebab anaknya mengalami gangguan jiwa karena tidak dikabulkan menikah.

“Masih umur 22 tahun, belum ada niat nikah saat itu. Berat melepasnya ke petugas, tapi saya angkat tangan, saya tidak punya apa-apa,” tuturnya.