The Shalimar Serius di Kuliner

Resto bergaya art deco The Shalimar Hotel (Shuvia Rahma)

MALANGVOICE – The Shalimar Hotel (dulu Graha Cakra) menargetkan sektor Food And Beverage (F&B) mampu berkontribusi terhadap pendapatan hotel sebesar 30 hingga 40 persen.

“Jumlah kamar kita tidak banyak, sehingga untuk mengatrol pendapatan, kami juga menyeriusi kuliner,” kata Direktur The Shalimar Hotel, Lili Tjokro Setyo.

Lili mengatakan, sebagai hotel yang berkonsep kolonial Eropa, konsep resto dan makanan yang disajikan pun menyesuaikan. Untuk bangunan resto, The Shalimar menawarkan nuansa art deco ala rumah makan Eropa masa dulu.

Di lantai dua, terdapat balkon outdoor yang bisa dipakai untuk bersantai di sore hari. Beberapa menu yang bisa ditemui di resto The Shalimar Hotel antara lain rijstafl Shalimar, galantine, ayam kodok, erwten soup (sup merah Belanda), dan menu-menu nusantara seperti nasi bug, nasinkuning dan masih banyak lagi.

“Menu nusantara juga diperbanyak karena banyak tamu asing yang memang datang untuk menikmati suasana Indonesia lengkap dengan kulinernya,” kata Lily.

Ia menambahkan, komposisi tamu asing cukup besar. Jika berkaca pada catatan tamu Graha Cakra, tamu asing mendominasi 60 persen, sedangkan 40 persennya adalah tamu domestik.

“Sementara memang masih Belanda tertinggi, tapi ke depan kita akan bidik pangsa pasar lain yaitu Amerika,” imbuh dia.