Sujiwo Tejo: Tri Dharma Perguruan Tinggi itu Terbalik…

Sujiwo Tejo

MALANGVOICE – Ada yang tercecer dan menarik dari kehadiran Sujiwo Tejo di Malang, beberapa waktu lalu. Musisi dan dalang nyentrik itu memang memang kerap tampil kontroversial. Seperti saat hadir di acara yang digelar UBTV itu.

Jabatan ‘resminya’ adalah Presiden Republik Jancukers, yang entah dimana itu teritorialnya. Dengan busana sarung dan topi koboi, Minggu lalu Tejo muncul di Kampus UB dalam acara Jagongan Budaya bersama Trie Utami, Andang Bachtiar dan beberapa seniman lainnya.

Nah, mungkin karena berada di wilayah kampus, Tejo langsung saja mengkritik para akademisi.

“Tri Dharma Perguruan Tinggi itu nomor satu mestinya pengabdian kepada masyarakat dulu, terjun dan bekerja di masyarakat dulu, lalu pengalaman tadi diteliti dan hasil penelitian itulah yang diajarkan di kampus. Bukan urutannya dibalik seperti sekarang,” begitu seloroh Tejo yang diamini Andang Bachtiar, pembicara lain pada acara jagongan itu.

Apa memang seperti itu? Penulis mencoba cari pandangan dari sumber lain. Ketemulah Rudy Satrio Lelono, yang juga berprofesi sebagai dosen.

“Pendapat Sujiwo Tejo itu mungkin betul untuk mahasiswa S2 atau untuk dosen yang sudah menguasai teori. Tetapi tidak cocok untuk diterapkan pada mahasiswa S1,” sergah Rudy.

Tri dharma dan kurikulum itu, sambung Rudy, disusun oleh para cendekiawan di negeri ini. “Jadi tentu sudah dipertimbangkan dari segala aspek,” katanya.