Solo Exhibition, Erwin Rajut Munir dalam Benang Lukisan

Pameran mengenang pejuang HAM, Munir, di Galeri Raos (fathul)
Pameran mengenang pejuang HAM, Munir, di Galeri Raos (fathul)

MALANGVOICE – Tiga tokoh pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia, Munir, Marsinah, dan Widji Thukul, menjadi inspirasi Erwin Saputra (22) untuk melukis dan memamerkannya di Galeri Raos Kota Batu.

Mahasiswa semester akhir di Program Studi Seni Rupa Murni, Universitas Brawijaya, ini memvisualisasikan wajah tiga tokoh itu dalam lukisan berteknik Scribbling sehingga tampak seperti benang yang disusun.

Coretan-coretan yang sengaja diserupakan benang ini, disebut Erwin sebagai benang kusut kasus HAM di Indonesia, yang belum juga selesai. Karena kasus ketiga pejuang HAM itu pun sama kusutnya dengan benang-benang yang tak bisa diurai.

“Sebenarnya ide dasar melukis ini bermula dari lagu SID berjudul Sunset di Tanah Anarki. Waktu itu saya di Bali, mendengarkan lagu ini dan muncul ide menjadikan tokoh HAM sebagai obyek karya,” ujar Erwin kepada MVoice, sembari menjelaskan lukisannya.

Ia menyisipkan dalam karyanya, sebuah doa dan harapan agar kasus HAM ini segera selesai. Ia menggambarkan doanya dalam lima lukisan.

Lukisan pertama benang-benang itu seakan merajut mata, di lukisan kedua merajut hidung, dan seterusnya hingga merajut wajah yang sempurna.

“Saya harap ini menjadi doa yang diamini banyak orang, karena penghargaan terhadap HAM juga belum sempurna,” tandas mahasiswa asal Jember itu.