Siswa Ini Teliti Tari Topeng Malangan sebagai Sarana Edukasi Cegah LGBT

Afzal Rafsanjani dan Vito Fernanda (anja)
Afzal Rafsanjani dan Vito Fernanda (anja)

MALANGVOICE – Dua orang siswa SMAN 5 Malang mengangkat isu menarik sebagai topik judul penelitian mereka. Maulana Afzal Rafsanjani dan Vito Fernanda, siswa kelas XII ini mengangkat kearifan lokal Tari Topeng Malangan sebagai edukasi karakteristik gender.

“Indonesia padat populasi. Sebagai negara berkembang, Indonesia juga bebas dimasuki budaya dari luar. Sisi negatifnya, LGBT juga masuk ke Indonesia,” kata Afzal menceritakan latar belakang penelitiannya.

Mereka menjelaskan, ada perbedaan antara konsep gender dan jenis kelamin. Jenis kelamin adalah perbedaan pria dan wanita secara biologis. Sedangkan gender adalah perbedaan wanita dan pria namun karena pengaruh sosial dan lingkungan. Misal, seorang berfisik pria, memiliki kelamin pria, bisa aja merasa dirinya adalah perempuan.

Mereka kemudian mempelajari dan menemukan fakta bahwa Tari Topeng Malangan dibedakan menjadi dua. Tari Topeng Malangan untuk pria dan wanita.

“Keduanya beda banget, kalo khusus pria ya gerakannya tegas dan jantan. Kalau khusus wanita kan lebih lemah gemulai dan feminin gerakan tarinya. Nah pria feminin bisa belajar tari topeng Malangan yang pria,” lanjut Afzal.

Setelah melakukan observasi di padepokan di daerah Pakisaji dan sanggar tari di SMAN 5 Malang, Afzal bersama rekannya, kemudian menyimpulkan bahwa kearifan lokal seperti tarian bisa menyelesaikan kasus kelainan gender.