Sebut Nama Wali Kota dan Kapolres, Pur Mengaku Tak Halangi Reporter TV Nasional

Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu di malam hari. Vihara ini yang terletak di Jalan Ir Soekarno.(miski)
Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu di malam hari. Vihara ini yang terletak di Jalan Ir Soekarno.(miski)

MALANGVOICE – Oknum yang mengaku Humas Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu, Pur, megaku kenal akrab dengan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, dan Kapolres AKBP Leonardus Simarmata.

Pernyataan itu disampaikan Pur melalui saluran telepon, untuk meyakinkan kru media TV swasta nasional agar tidak macam-macam dengannya.

Pria yang mengaku pernah bekerja sebagai marketing sebuah media cetak ini mengaku sebagai kepercayaan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan kader sebuah partai.

“Saya kenal semua wartawan, dan saya orangnya bu Risma. Saya kader (menyebutkan nama partai, red),” aku dia, saat ditemui di Vihara Dhammadipa Arama, Sabtu (21/1).

Baca juga: Oknum Mengaku Humas Vihara Halangi TV Swasta Nasional Liputan

Baca juga: Biaya Trasnport Wartawan, Pur Minta Rp20 Juta ke Vihara

Pur juga mengaku sebagai cucu eyang Jamal (panggilannya ke Bhante Khantidharo). Ia diberi tanggung jawab memajukan Vihara dan mempromosikannya.

Disinggung soal biaya Rp20 juta yang diminta ke kru TV CNN Indonesia, dia tidak menampik.

Baginya, biaya itu untuk kepentingan Vihara. Ia bahkan ditegur pihak yayasan karena liputan yang dilakukan CNN sarat dikomersilkan.

Permintaan itu murni inisiatifnya sendiri, bukan disuruh kepala Vihara.

“Saya dengarnya CNN setiap liputan ada sponsornya. Makanya, saya sempat menyampaikan bagi-bagilah untuk Vihara. Tidak benar jika saya memaksa, hanya kalau ada, ya diberilah lembaga,” katanya.

Namun itu kontradiksi dengan ucapan yang disampaikan sebelumnya. Pada Jumat (20/1) malam, ia menghubungi reporter CNN dan meminta uang Rp20 juta sebaga biaya liputan. Uang tersebut harus dibayar besok (Sabtu, pagi).

Ia juga menepis telah melarang kru CNN melakukan liputan dan mengancam akan menindak tegas bila tetap melanjutkan liputan.

Bahkan, dalam obrolan via telepon, Pur menyampaikan akan meminta kepada Satpam supaya melarang kru CNN masuk kompleks Vihara.

“Tidak benar, hanya salah komunikasi saja. Saya tidak melarang, apalagi mengancam teman-teman CNN. Tadi sudah selesai dibahas, eyang Jamal juga saksinya,” dalih pria yang mengaku asli Surabaya ini.