Sawah Aktif Didominasi Aset Petani, Pemkot Upayakan Sinergitas

Kepala Dinas Pertanian Kota Malang, Hadi Santoso. (Muhammad Choirul)
Kepala Dinas Pertanian Kota Malang, Hadi Santoso. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Lahan persawahan aktif di Kota Malang saat ini tersisa 846 hektare. Dari jumlah itu, Kepala Dinas Pertanian, Hadi Santoso, menyebut, hanya 60,8 hektare yang merupakan aset Pemkot.

Sisanya, yakni 758,2 merupakan aset pribadi para petani. Dengan data itu, Pemkot merasa perlu meningkatkan sinergitas dengan para petani demi peningkatan hasil panen dari tahun ke tahun.

“Ini unik, maka perlu sinergitas. Jika tidak, kan bisa terserah petani kapan mau tanam, karena lahan mereka sendiri. Ke depan kami akan bikin jadwal tanam serentak,” ungkap Soni, sapaan akrabnya.

Sepanjang 2016, lanjutnya, hasil produksi panen gabah kering mencapai 12 ton per hektare. Capaian itu memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan di Kota Malang. Hanya saja, Soni melihatnya sebagai hal positif lantaran dalam setahun rata-rata petani mampu melaksanakan 2,5 kali panen-tanam.

Pada 2017 mendatang, dia menargetkan petani mampu melaksanakan 3 kali panen-tanam dalam setahun. “Kalau 3 kali tanam-panen, berarti mereka hanya punya waktu 2 minggu mengolah lahan dan pembibitan,” imbuhnya.

Dengan berbagai stimulus yang diberikan Pemkot, dia yakin target itu tercapai. Menurutnya, totalitas Pemkot bakal berimplikasi pada kinerja para petani meningkatkan hasil produksi.

“Karena itu kami juga perlu dukungan perguruan tinggi. Jangan sampai lulusan mahasiswa pertanian, begitu lulus tidak mengurusi tani. Kan sarjana-sarjana ini tidak harus turun ke sawah, bisa lewat manajemen-nya,” paparnya.