Satgas Pamtas Yonif 502 Kostrad Amankan Pelintas Batas Asal Malaysia.

MALANGVOICE – Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI- Malaysia, Yonif Para Raider 502 Kostrad, kembali berhasil mengamankan lima Warga Negara Malaysia yang diduga sebagai pelintas batas ilegal di perbatasan Sepadan Indonesia Malaysia, Rabu (25/1).

Penangkapan dilakukan atas informasi warga tentang sering adanya pelintas batas. Kelima WNA itu ditangkap karena masuk wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi atau paspor. Mereka masuk melalui jalan-jalan tikus di perbatasan Sepadan, dengan dalih mencari hiburan di cafe sekitar Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Saat dikonfirmasi, Komandan Satgas 502, Mayor Inf Febi Triandoko, menjelaskan, “Saat dilakukan penangkapan, kelima WNA ilegal itu masih dalam pengaruh alkohol dan sempat menolak diperiksa, hingga kami terpaksa membawanya ke Komando Taktis (Kotis) Satgas Pamtas Yonif Para Raider 502 Kostrad untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut”, ujarnya.

Lima orang WNA asal Malaysia yang ditangkap adalah Ujon Anak Maling (34 th), Kimin Anak Bugek (39 th), Jacky Anak Luju (32 th), Bengkong anak Bajut (52 th) dan Mail Anak Ngadan (40 th). Sampai berita ini diturunkan, kelima WNA asal Malaysia yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki itu masih diamankan Satgas Pamtas Yonif Para Raider 502 Kostrad dan rencananya akan diserahkan ke pihak Imigrasi Badau.

Lebih lanjut Febi mengungkapkan, pelintas batas asal Malaysia kerap memasuki wilayah Indonesia secara ilegal tanpa melalui prosedur keimigrasian yang benar. Sehingga perlu dilakukan pengamanan secara ketat guna mencegah segala bentuk tindakan praktik penyeludupan melalui jalur darat. Disamping itu perlu penegakkan aturan hukum hukum yang tegas guna memberikan efek jera terhadap warga negara asing yang keluar masuk negara Indonesia secara illegal.

Tugas mengamankan wilayah perbatasan merupakan salah satu tugas TNI AD dalam operasi militer selain perang, dimana wilayah perbatasan merupakan daerah terdepan NKRI yang memiliki nilai strategis bagi kedaulatan dan pertahanan negara. Terlebih di perbatasan RI-Malaysia, masih sering ditemukan adanya permasalahan yang menonjol, antara lain aktivitas berbagai kegiatan illegal seperti pergeseran patok batas, perambahan hutan, tambang illegal, pelintas batas, human trafficking dan tindakan kriminal.