Santri Harus Turut Serta Tangkal Radikalisme

Suasana apel peringatan Hari Santri Nasional di halaman Museum Brawijaya, Kota Malang. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh hari ini (22/10) tepat dijadikan momen kebangkitan peran serta santri mengisi kemerdekaan Indonesia. Hal itu diungkapkan Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur (Jatim), KH Marzuki Mustamar, saat apel di Museum Brawijaya.

“Berdirinya NU yang dilatarbelakangi radikalisme di Timur Tengah yang kemudian menyebar ke Indonesia. Semangat menangkal radikalisme itu harus dilanjutkan santri saat ini,” ungkap Marzuki.

apel2

Pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Gasek itu menambahkan, ancaman radikalisme di Kota Malang sendiri cukup tinggi. Sepuluh tahun silam saja, dia pernah ‘menyembuhkan’ 11 orang yang sempat terjerumus paham radikal.

Sebagian dari mereka mengenal pemikiran semacam itu ketika bergaul di kampus. “Kami anggap radikalisme ini sangat membahayakan akidah dan kehidupan. Radikalisme ini mengkafirkan Pancasila, menurut saya negara dan agama jangan sampai dibenturkan,” tandasnya.

Kepada santri masa kini, agar terhindar dari radikalisme, dia berpesan supaya mengikuti ulama yang sudah jelas kredibilitasnya. Menurutnya, belajar agama dari ulama sudah terbukti berdampak positif.

“Nyatanya sejak era Wali Songo selama ratusan tahun sangat minim konflik, padahal saat itu islam belum terlalu dominan di Indonesia,” pungkasnya.