Sambut Program Smart City, KIM Kota Batu Belajar Jurnalistik

Narasumber menjelaskan tentang seluk-beluk jurnalistik kepada puluhan peserta dari Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Selasa (23/5). (Abdul Aziz)
Narasumber menjelaskan tentang seluk-beluk jurnalistik kepada puluhan peserta dari Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Selasa (23/5). (Abdul Aziz)

MALANGVOICE – Puluhan anggota Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dari total 24 desa/kelurahan di Kota Batu digembleng jurnalistik, Selasa (23/5). Masing-masing diperkenalkan tentang citizen jurnalism atau jurnalisme warga untuk mendukung program Smart City.

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Batu, Siswanto mengatakan, dengan komunikasi informasi bukan tidak mungkin dapat mensejahterakan masyarakat Kota Batu. Salah satunya dengan membuat sebuah berita potensi di daerah masing-masing di 24 desa/kelurahan Kota Batu.

“Misal memberitakan potensi tahu petis di salah satu desa. Nah, nanti kan masyarakat datang dan menambah penghasilan,” kata Siswanto, saat ditemui MVoice di sela sela kegiatan.

Baca juga: Menanti Program Smart City Pemkot Batu Diimplementasikan

Pria juga menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu ini menambahkan, KIM dapat bersinergi nantinya dengan program Smart City. Melalui KIM yang dibina Diskominfo Kota Batu, mereka dapat berperan menjadi penyambung lidah program tersebut agar tersampaikan dengan baik ke masyarakat.

“Smart city yang utamanya mengangkat pertanian organik. Nanti relawan KIM bisa membantu menyampaikan melalui berita,” sambung Siswanto.

KIM, lanjut dia, akan jadi ujung tombak Smart City. Tepatnya, mereka yang dapat bersingungan langsung dengan petani, Dinas Pertanian dan konsumen.

“Intinya KIM bisa menjadi pendukung (smart city), meskipun saat ini masih dalam tahapan lelang. Jadi mencerdaskan masyarakatnya dulu (smart society),” pungkasnya.

Sementara itu, narasumber dari Pandanwangi News Letter Alim Mustofa mengatakan, pihaknya menekankan pada pemahaman jurnalisme warga yang dapat memotret atau memberitakan sosial-budaya di lingkungan masing-masinh.

Lebih tepatnya juga, mengangkat potensi Kota Batu dengan branding kota wisatanya. “Dari tulisan mereka (KIM) bisa jadi rujukan atau petunjuk orang luar maupun wisatawan,” jelas Alim.