Salah Satu Kebanggaan Arema itu Bernama Noldy…

Penampilan Noldy. (Shuvia)

MALANGVOICE – Di kalangan musisi dan pecinta musik asli Ngalam, nama Noldy Benyamin Pamungkas atau akrab dengan panggilan Noldy, jelas tidak asing. Komitmennya terhadap musik dan kerendahan hatinya, menjadikan dia mampu menembus sekat Jakarta, melengkapi musisi kebanggan Arema lainnya seperti Ian Antono, Abadi Soesman, Totok Tewel dan masih banyak lagi.

Keberhasilan Noldy memang tidak seperti membalik telapak tangan. Perjalanannya begitu panjang. Dia mengenal dan cinta musik sejak dini. Dia lahir dari keluarga pecinta musik. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Noldy sudah mengenal alat musik bernama gitar.

Ketertarikanya pada instrumen petik itu semakin menguatkan Noldy mengembangkan bakatnya. Terlebih sang kakak, Diana (almarhum) mengajar di Yamaha Musik Malang. Sentuhan sang kakak ikut mewarnai skill dasar yang dimilikinya. Sejak itulah Noldy memilih belajar gitar klasik.

Memasuki SMA, kehandalan Noldy bermain gitar sudah menjadi gunjingan. Beberapa grup pun ikut ia dirikan, dan yang mengokohkan keberadaannya adalah Arema Band, yang ketika itu berkomposisi Deny (keyboard), Noldy (gitar), Hary Uno (drum), Rizal (bass), serta tiga vocalis Agus Prass, Ading dan Ilham Tepo.

Selain dengan Arema, saat duduk di bangku kelas 2 SMA, Noldy juga kerap dipercaya menjadi ditaris Gang Voice. Sejak itu nama Noldy kian berkibar. Panggung musik rock klasik dari kota ke kota mulai dia jajal.

Setamat SMA, setelah sempat kuliah beberapa saat di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Malang, Noldy memutuskan mendalami ilmu gitarnya di Jerman. Lama tak terdengar kabarnya, tiba-tiba saja ia sudah tampil di layar televisi swasta nasional, melalui beberapa program acara.

Seiring berjalannya waktu, putra Bapak Sudiono (almarhum) itu makin mantap menapaki tantangan baru, berkiprah di dunia musik di Ibukota Jakarta, pada 1992. Di tengah kompetisi yang ketat, ia merasa kariernya mulai berkembang, dan ia memutuskan menetap untuk bermusik.

Wajah dan penampilan Noldy pun mulai rajin mengisi program televisi nasional pada 1998, lewat ‘Warna-warni’ (RCTI).

Ia pun mulai dipercaya sebagai permain gitar di komunitas musisi papan atas lewat Erwin Gutawa Orchestra. Bagi Noldy, hal itu merupakan tantangan untuk bisa bermain musik secara baik.

Tak pelak, nama Noldy menjadi kian diperhitungkan. Dia pun kerap memperkuat Adi MS dengan Twilitte Orchestra, Andi Rianto dengan Magenta Orchestra, Dian HP band, dan Purwacaraka Band.

Noldy juga banyak mengisi suara gitarnya untuk artis atau musisi Indonesia dalam urusan rekaman maupun konser. Seperti Erwin Gutawa Orchestra, Tohpati Orchestra, Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanaya, 3 Diva, Chrisye, Gita Gutawa, Glen Fredly, Afghan, Rosa, Tribute to Titik Puspa, Edo Kondologit, Tribute To Koes Plus (Erwin Gutawa) , Sheryl Sheinafia dan masih nama lainya.

Selain terlibat dengan musisi terkenal, Noldy juga menjadi lead guitar pada program-program televisi swasta nasional. Sebut saja Indonesian Idol (RCTI), Indonesian Idol Junior (MNC TV), X Factor (RCTI T), Mamamia (Indosiar), Lepas Malam (TRANS TV), KDI (MNC TV) , Latin Night (METRO TV).

Dan Sabtu malam ini (5/12), lagi-lagi Noldy membuktikan komitmen dan konsistensinya. Ia puas sudah mampu mengobati rasa rindunya bermain di hadapan Kera Ngalam di konser Sound of Pink Floyd and Genesis, di Hotel Kartika Graha. Suwun Noldy… Suwun Mohe…