Rumit Urus Administrasi Nikah, Laterpek Solusinya

LATERPEK bisa diakses mudah secara online (Anja Arowana)

MALANGVOICE – Pada era globalisasi, masyarakat semakin disibukkan dengan aktivitas. Alhasil mengurus administrasi nikah tidak sempat dan rumit karena kesibukan. Alasan lainnya karena jarak rumah mereka jauh dari tempat mereka akan melakukan akad nikah, sehingga harus bolak – balik ke kampung halaman.

Masalah itulah yang menginspirasi sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) membuat suatu sistem informasi bagi para calon mempelai. Yaitu Laterpek (Layanan Terpadu Pernikahan), sebuah sistem informasi yang memudahkan proses pendaftaran pernikahan berbentuk website.

Sistem ini dibuat Putri Ayu Anggreini, Tinesa Fara Prihandini, Safitri Nurfaida, Pranadya Bagus Imansyah dalam bimbingan Drs Wahyu Sakti Gunawan Irianto MKom. “Sebenarnya, Indonesia sudah ada Simkah di bawah naungan Kementerian Agama, namun hanya digunakan di Kantor Urusan Agama saja. Sedangkan ini, kami membuat sistem informasi dimana proses pendaftaran administrasinya dilakukan dimana saja secara online oleh calon pengantin,” kata ketua tim, Putri Ayu kepada MVoice.

Tim LATERPEK (istimewa)

Dengan berkembangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di era globalisasi ini, lanjut Putri, kemungkinan besar sistem informasi ini dapat diterapkan dikalangan masyarakat. Alur pendaftaran pada LATERPEK ini cukup mudah dipahami.

Seperti halnya dalam melakukan pendaftaran PTN secara online, Laterpek bisa diakses di mana pun dan kapan pun. Setelah melakukan pendaftaran, tahap selanjutnya yaitu menginputkan data yang telah ditetapkan seperti syarat-syarat yang memang harus dipenuhi untuk proses pernikahan.

Setelah semua proses itu selesai, akan muncul nomor pendaftaran. Sehingga nantinya akan dipermudah dalam proses pendaftaran saja, kemudian calon pengantin ke KUA untuk melakukan validasi data dan selanjutnya calon pengantin dapat melaksanakan akad nikah.

“Jangan khawatir, untuk para calon mempelai yangmasuk dalam kategori, maaf, gagap teknologi, bisa ke KUA langsung agar data yang dapat di inputkan oleh petugas,” tukas dia.

Puteri memaparkan, selama proses pengerjaan, Laterpek menggunakan metode waterfall yang terdapat 5 tahapan yaitu: 1) Requirement analisis, 2) Sistem design, 3) Impelementasi, 4) Integration and testing, 5) Operation dan maintance. Pada tahap 2-5 dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan, sehingga setiap hasil akan dilakukan evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan dan sebagai tahap perbaikan sebelum diujikan secara langsung.


Reporter: Anja Arowana
Editor: Muhammad Choirul Anwar
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti