Ratmi, Kuliahkan Anak dari Jual Jamu…

MALANGVOICE – Bakul Jamu keliling jarang ditemui di Kota Malang. Ada satu dua, itupun di kawasan tertentu saja. Ratmi salah satunya. Dari segelintir bakul jamu yang masih eksis, dia memang cukup konsisten.

Perempuan 43 tahun asli Trenggalek itu berjualan jamu sejak 5 tahun lalu. Sehari-hari, mulai jam 4 subuh hingga 10 pagi, ia berkeliling menjajakan jamu di kompleks Universitas Negeri Malang atau di CFD khusus hari Minggu.

Jamu yang ia jual antara lain sinom, beras kencur, temulawak, dan jamu brotowali yang pahitnya minta ampun. 1 gelas/bungkus jamu ia hargai Rp 2000.

“Brotowali ini yang hitam warnanya mbak, puahit sekali. Tapi bisa meringankan capek-capek, menurunkan kadar gula dan kolestrol. Biasanya mahasiswa dan dosen suka yang ini malah,” terangnya sembari sibuk melayani pembeli.

Sehari ia mampu menjual hingga 15-25 botol jamu. Berkat kerja keras Ratmi, kini anak pertamanya berkuliah hingga semester 4, jurusan Teknik di UM.

Meski begitu, ia mengaku terkendala dengan harga bahan baku di pasar yang naik.

“Lha harga bahan baku semacam kunyit, kunir, jahe di pasar malah naik. Tapi saya juga tidak bisa asal menaikkan harga jamu saya. Ya saya harap harga di pasar segera turun lah,” katanya.