Punya Riwayat Sakit Jantung, Hindari Futsal!

Dokter Cholid Tri Tjahyono MKes. (Anja Arowana)

MALANGVOICE – Siapa yang tidak suka futsal. Olahraga bermain bola namun dengan jumlah orang yang lebih sedikit ini sangat digemari kaum laki-laki. Apalagi ketika akhir pekan, sekalian meluangkan waktu untuk berkumpul lagi bersama kawan-kawan.

Namun, olahraga futsal bisa jadi malapetaka bagi mereka yang punya riwayat penyakit jantung, atau mempunya risiko penyakit seperti kolesterol, hipertensi, diabetes dan kencing manis.

Seorang dokter spesialis jantung dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, dr Cholid TrinTjahyono, futsal termasuk jenis olahraga kompetisi yang memacu andrenalin. Para pemain futsal berlomba memasukkan bola ke gawang lawan. Tentu segala upaya dilakukan, salah satunya berlari dengan cepat menggiring bola.

Bahayanya, ketika berlari, jantung akan berdetak 2-3 kali lebih cepat untuk memompa oksigen ke otak. Pembuluh darah aorta akan membesar pula 2-3 kali lebih besar untuk membawa darah ke jantung.

“Tapi, bagi mereka yang punya riwayat sakit jantung pembuluh darah mereka tidak sehat. Jadi tidak bisa membesar layaknya aorta normal saat butuh oksigen lebih banyak. Begitu juga yang kolestrol tinggi, dan hipertensi. Penyakit-penyakit ini adalah biang serangan jantung. Ritme jantung terganggu karena kurang asupan darah dan oksigen ke otak tadi,” kata Cholid.

Banyak ditemukan kasus orang meninggal mendadak saat bermain futsal. Menurut Cholid, mereka tidak mengetahui risiko penyakit yang mereka punya. Cholid menyarankan agar rutin melakukan check up untuk mengetahui apakah punya penyakit kolestrol, hipertensi, diabetes, jantung dan sebagainya. Sehingga bisa memilih tipe olahraga yang sesuai.

Cholid menyarankan olahraga moderate impact atau olahraga non kompetesi. Contohnya bersepeda santai, jalan sehat, senam, dan olahraga apapun yang tidak membuat napas tersengal-sengal.

“Olahraga kalau sampai tersengal-sengal itu berarti olahraga itu terlalu berat. Hindari yang olahraga seperti itu. Futsal, tenis, sepak bola, lari, itu termasuk olahraga berat,” kata dia.(Der/Yei)