Poltekom Fokus Garap Komoditi Lokal

Rudi saat menjadi pembicara kuliah tamu di Poltekom
Rudi saat menjadi pembicara kuliah tamu di Poltekom

MALANGVOICE – Jangan pernah meremehkan tebu. Brasil mendapat uang melimpah dari bahan baku gula itu. Bahkan, berdasar data 2011 yang dirilis FAO, Brasil menempati urutan pertama penghasil tebu dunia dengan 734 juta ton per tahun, disusul India 342 juta ton, China 115 juta ton dan Thailand 96 juta ton. Indonesia sendiri di peringkat 11, dengan 24 juta ton per tahun.

Data itu disampaikan Ir Rudy Susanto MMT, Direktur PT Tiga Pilar Entalispro, pada kuliah umum yang diselenggarakan Poltekom, di Aula Gedung B kampus setempat, pekan lalu.

Bukan hanya untuk gula, mantan Senior Officer Newmont Sumbawa itu menambahkan, Brasil juga sukses menjalankan program diversifikasi ampas tebu dalam bentuk diversifikasi produk turunan tebu non gula, seperti untuk produksi bioetanol dan listrik, melalui program co-generation.

“Artinya, kalau kita kreatif, bisa melahirkan industri berbasis tebu,” tutur alumni SMA 3 Malang itu.

Yang melegakan, lanjutnya, Poltekom berada di areal perkebunan tebu atau di pusat pertanian yang menjadi komoditas menarik bagi calon investor dalam dan luar negeri. Sangat sayang jika potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah itu tak tersentuh tangan terampil, akademisi maupun peneliti Poltekom.

“Selain tebu, di Malang juga melimpah cengkeh, kopi, pisang, singkong serta komoditi lainnya,” jelas pria ramah ini. Soal konsep bisnis yang sustainable, Rudi mencontohkan Singapura. Meski negara tetangga itu tak memiliki SDA, tetapi tetap disegani dunia, lantaran penguasaan marketnya. Seharusnya Indonesia yang memiliki potensi SDA melimpah bisa melakukan hal yang sama, atau justru melebihinya.

“Agar lebih cepat, gunakan rumus ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi),” tandas pria yang banyak terlibat di pembangunan PLTU 3X600 Mw Suralaya 5, 6 dan 7 itu.

Sementara Direktur Poltekom, Dr Isnandar MT, menegaskan, sesuai visinya, perguruan tinggi yang dipimpinnya menjadi institusi pendidikan tinggi vokasi yang menghasilkan lulusan berakhlak mulia, mandiri,  unggul dan berdaya saing di 2025. Maka potensi alam di kawasan Tlogowaru harus dioptimalkan. Jika sinergi itu dipadukan dengan potensi akademisi dan peneliti di Poltekom, hasilnya pasti luar biasa.

“Keberadaan potensi alam yang melimpah ini, di mata kami merupakan nilai lebih dan akan kami dukung dengan potensi SDM yang ada,” cetus mantan Pembantu Rektor IV Universitas Negeri Malang (UM) itu.