Pengusaha Taksi Berharap Uber dan Grab Tak Masuk Malang

Taksi Perdana saat melintasi salah satu kawasan di Kota Malang (ilustrasi/fia)

MALANGVOICE – Kisruh taksi di Jakarta menjadi perhatian para pengusaha taksi di Malang. Mereka berharap, pemerintah tidak memberi izin untuk armada tersebut berkekspansi ke Malang.

Manager Operasional Perdana Taksi Group, Vita Astika menjelaskan, empat pengusaha taksi di Malang telah melakukan koordinasi untuk memaintenance layanan kepada penumpang agar pelanggan tidak kecewa.

“Salah satu kesepakatan kita adalah meremajakan armada. Jadi armada lama diganti. Di Perdana Group, seluruh armada lama diganti dengan mobil-mobil baru, salah satunya Ertiga dan Mobilio,” jelas vita.

Menurutnya, sistem kerja dari Uber maupun Grab menyalahi aturan sebab mereka adalah taksi berplat hitam dan tidak memiliki izin trayek seperti taksi lain. Sistem pentarifannya pun tidak memakai agro sesuai ketetapan tarif pemerintah daerah.

“Harapannya mereka nggak masuk ke Malang, karena tidak sesuai dengan peraturan yang ada,” kata dia.

Ia menjelaskan, jika merujuk pada survey independen yang dirilis Dinas Perhubungan Kota Malang pada Desember 2015 lalu, saat ini jumlah taksi di Kota Malang sejatinya sudah memenuhi permintaan pasar. Dari kebutuhan 428 armada, Kota Malang sudah memiliki 470 taksi dari empat perusahaan yaitu Citra, Bima, Mandala dan Agro.

“Sehingga tidak mungkin ada penambahan armada baik dari internal empat perusahaan itu, apalagi dari luar,” jelas Vita.

Vita melanjutkan, Di taksi Perdana Grup sendiri, perusahaan telah mengembangkan layanan penumpang dengan menambah akses pemesanan taksi melalui jalur aplikasi Whatsapp dan BBM untuk melengkapi jalur telepon.

“Sejauh ini banyak penumpang yang memanfaatkan pemesanan melalui WhatsApp dan BBM. Selain mudah, juga murah karena ikut paket data,” jelas dia.