Pengamat Nilai Aksi Simpatik 1.000 Lilin dan Doa Bersama Sahabat ER Merupakan Blunder

Wali Kota Batu Ditangkap KPK

Aksi simpatik 1.000 lilin yang dilakukan Sahabat ER. (Azis/MVoice)

MALANGVOICE – Sahabat ER (Eddy Rumpoko) menggelar aksi 1.000 lilin dan doa bersama pada Kamis (21/9) malam. Aksi ini untuk memberikan dukungan terhadap ER yang tak lain adalah Wali Kota Batu. ER sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pasca operasi tangkap tangan (OTT).

Suami Dewanti Rumpoko ini diduga menerima suap Rp 500 juta dari seorang pengusaha, Filipus Djap (FHL). Suap tersebut merupakan fee 10 persen yang diberikan Filipus selaku pemilik PT Dailbana Prima, pemenang tender pengadaan meubelair dengan nilai proyek Rp 5,26 miliar.

Aksi simpatik yang dihadiri berbagai elemen masyarakat, tokoh ulama dan orang dekat ER ini pun dinilai langkah blunder. Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Salahudin, mengatakan, bahwa publik akan menilai aksi ini sebagai upaya atau cara ER untuk menutupi kesalahannya. Sekaligus memperkuat asumsi publik bahwa ER bersalah dalam kasus OTT.

“Ini justru blunder dan membuat pendukung ER semakin terpojokkan,” katanya, dihubungi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (23/9), beberapa menit lalu.

Pendukung ER, kata dia, lupa apabila publik sudah sangat cerdas atas aksi-aksi seperti ini. Seharusnya, pendukung ER memilih diam dan menunggu proses hukum yang sedang berjalan.

Ia menilai aksi simpatik ini merupakan strategi dari pendukung ER yang ingin menunjukkan jika wali kota dua periode ini memiliki dukungan dari warga Batu dan kalangan tokoh organisasi masyarakat. Hal ini juga sebagai upaya menunjukkan kinerja ER selama memimpin Kota Batu dalam dua periode. Dan meyakinkan penegak hukum apabila suami Dewanti Rumpoko ini tidak bersalah.

Selain itu, aksi ini menunjukkan bahwa ER memiliki kekuatan politik dalam menghadapi lawan politiknya, khususnya menghadapi pimpinan PDI Perjuangan. Sebab, pasca diciduk KPK dalam OTT, pengurus DPP PDI Perjuangan langsung memecat ER sebagai kader partai pimpinan Megawati Soekarno Putri ini.

“Ini juga bagian dari mengalihkan opini publik yang akhir-akhir ini cenderung memposisikan ER sebagai pihak yang bersalah. Setidaknya dengan aksi ini terbangun citra positif ER di mata publik,” tegas dia.(Der/Yei)