Penelitian Tersendat, Kepala Lab LIPI: Anggaran Negara Kurang Fleksibel

Hadi Santoso PHd (anja)

MALANGVOICE – Kepala Lab Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hadi Santoso, mengatakan, biaya menjadi salah satu kendala bagi peneliti untuk melakukan aktivitasnya, baik dari APBN maupun dari Industri.

“Sumber pembiayaan LIPI ada dua, yaitu dari APBN atau pemerintah dan dari industri besar seperti Biorfarma,” katanya, kepada MVoice, beberapa menit lalu.

Ia mengatakan, kedua dana itu masih kurang untuk membiayai penelitian. Apalagi aturan penggunaan dana tidak fleksible alias kaku.

“Biaya segitu banyak tapi tidak bisa dan tidak boleh untuk biaya pemeliharaan. Misalnya ada peralatan rusak atau ada sekering rusak, semua diserahkan ke LIPI. Belum lagi bayar pajak untuk alat-alat impor. Ya kami tidak ada duit. Padahal LIPI kan milik negara lho. Kalau gitu jadi tersendat penelitiannya,” katanya.

Ia menandaskan, kemajuan suatu negara bisa dilihat dari perkembangan teknologi. Hadi mencontohkan Amerika yang maju pesat karena kemampuan memanfaatkan dan menciptakan teknologi.

“Kita kalah. Impor kayu dan kakao misalnya, tentu saja murah harganya. Soalnya nilai teknologinya rendah,” tandasnya.

Begitupula dengan obat. Agar peneliti bisa membuat obat dengan teknologi yang memadai dan tinggi, dibutuhkan support yang tinggi dari pemerintah.

“Jangan sampai kita ketergantungan dengan teknologi dari negara lain,” kata alumni North Dakota State University jurusan Biochemistry ini.