Pendidikan Profesi Insinyur Penting, Begini Alasannya

Pitojo, Dekan FT UB (anja)

MALANGVOICE- Menurut Dekan Fakultas Teknik Pitojo Tri Juwono, selama ini, terjadi ketimpangan antara kebutuhan tenaga insinyur dengan program infrastruktur di Indonesia. Oleh karena itu program profesi insinyur sangat penting untuk menyuplai kebutuhan tenaga insinyur dalam negeri.

Dijelaskan, selama praktik studi, mahasiswa program pendidikan profesi insinyur berkesempatan terlibat dan berkontribusi di tempat praktik. Mahasiswa belajar membuat terobosan dan membantu industri melakukan terobosan.

“Jika tak dibekali keahlian yang memadai dikhawatirkan akan menyebabkan mutu pekerjaan konstruksi amburadul,” katanya kepada MVoice.

Dia menambahkan, Kementerian Pekerjaan Umum misalnya, memiliki anggaran mencapai Rp 100 triliun per tahun. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yaitu Rp 60 triliun. Sedangkan pegawai turun dari 27 ribu menjadi 22 ribu. Demikian juga dengan Kementerian Desa yang awalnya anggarannya sebesar Rp 40 triliun naik Rp100 triliun.

“Belum lagi infrastruktur yang dibangun swasta dan BUMN,” ujar Tri.

Produktifitas Perguruan Tinggi dalam mencetak tenaga ahli pun tergolong rendah dibanding negara lain. Di Cina rasio insinyur dari 1 juta penduduk memiliki 5.500 insinyur, Amerika 5.000 insinyur, dan Malaysia 3.300 insinyur. Sedangkan Indonesia baru 1.000 insinyur.

“Artinya apa, kita kekurangan insinyur,” tandasnya.

Sementara itu, hanya 45 persen lulusan sarjana teknik yang bekerja konsisten di bidangnya.

“Selebihnya bekerja di bidang yang berbeda. Di Universitas Brawijaya saja, selama ini telah meluluskan sebanyak 119 ribu sarjana teknik. Tapi, sekitar 50 persen saja yang bekerja sesuai