Pembangunan Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Hanya Untungkan China

Pembangunan Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Hanya Untungkan China
Pembangunan Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Hanya Untungkan China

MALANGVOICE – Masyarakat Indonesia diminta tidak khawatir pada isu yang mengatakan bahwa pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung akan digunakan pemerintah Republik Rakyat China (RRC) untuk mengirimkan sebanyak mungkin tenaga kerja ke Indonesia.

Kedua negara sepakat, pembangunan high speed railways (HSR) sepanjang 150 kilometer itu akan digunakan untuk menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak mungkin. Namun di sisi lain, tentu saja kedua negara membutuhkan kehadiran insinyur-insinyur China yang menguasai teknik kereta api cepat.

Demikian disampaikan pimpinan kelompok media Renmin Tiedaobao atau Harian Kereta Rakyat, Wang Xiong, dalam pertemuan dengan delegasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang sedang berkunjung ke Beijing, Republik Rakyat China (RRC), Jumat (25/11).

pembangunan-jalur-kereta-cepat-jakarta-bandung-tidak-hanya-untungkan-china3

“Kerjasama pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung dilakukan untuk menguntungkan kedua negara, tidak hanya untuk menguntungkan pihak kami saja,” ujar Wang Xiong yang didampingi petinggi-petinggi lain di kelompok media itu.

Renmin Tiedaobao adalah media yang dimiliki oleh perusahaan kereta api China, dan berdiri sejak 1 Mei 1949. Selain memiliki koran, kelompok media ini juga melakukan konvergensi dengan mendorong pertumbuhan media massa berbasis internet yang mereka miliki dan televisi.

Harian Renmin Tiedaobao memiliki oplah sebanyak 340 ribu setiap hari, dan siaran berita yang mereka produksi disiarkan di telivisi yang ada di kereta api.

Karena dimiliki perusahaan kereta api China, informasi yang disampaikan kelompok media ini khusus mengenai perkembangan perkeretaapian di negeri panda itu.

Penjelasan Wang Xiong disampaikan sebagai respon atas kekhawatiran yang berkembang di Indonesia belakangan ini mengenai kehadiran tenaga kerja asing dari China, khususnya dalam pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung, seperti yang disampaikan Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa.

pembangunan-jalur-kereta-cepat-jakarta-bandung-tidak-hanya-untungkan-china2

Teguh yang memimpin delegasi PWI mengatakan, bahwa ada sejumlah isu yang masih kontroversial dan dipertanyakan masyarakat Indonesia terkait kerjasama kedua negara dalam proyek pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung, seperti lingkungan, utang luar negeri untuk pembiayaan proyek dan tenaga kerja.

Wang Xiong dalam penjelasannya juga mengatakan bahwa teknologi kereka api cepat yang dimiliki China adalah yang paling tinggi di dunia. Hal ini bisa terlihat dari kenyataan bahwa China merupakan negara yang paling berpengalaman dalam mengoperasikan kereta api berkecapatan di atas 350 kilometer per jam.

“Jalur kereta api cepat yang kami miliki adalah yang panjang di dunia, dan melintasi berbagai kondisi alam,” katanya.

“Teknologi kereta api cepat kami nomor satu di dunia. Indonesia sudah tepat memilih China sebagai partner untuk mengembangkan jalur kereta api cepat. Dan hal terakhir yang ingin saya pastikan, bahwa kerjasama ini akan menguntungkan kedua negara,” demikian Wang Xiong.

Sebanyak sembilan anggota PWI ikut dalam kunjungan ke RRC yang merupakan bagian dari kerjasama PWI dengan Persatuan Wartawan Tiongkok (PWT) atau All China Journalist Association (ACJA).

Anggota delegasi PWI lainnya adalah Ketua PWI Jawa Timur Akhmad Munir, Sekretaris PWI Papua Alberth Yomo, Ketua PWI Kalimantan Selatan Faturrahman Jamhari Samad, Ketua PWI Sulawesi Tengah Mahmud Matangara, Dewan Penasihat PWI Kalimantan Selatan Rusdi Effendi Abdurrachman, dan Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian. Juga, dua Direktur Confederation of ASEAN Journalist (CAJ) Bob Iskandar dan Dar Edi Yoga.

Dalam pertemuan di kantor Harian Renmin Tiedaobao itu, Wang Xiong juga mengajak delegasi PWI melihat percetakan dan stasiun televisi yang mereka miliki di tempat yang sama. Di akhir pertemuan delegasi PWI dan tuan rumah bertukar cindera mata. Wang Xiong jugamemberikan buku yang ditulisnya, yang berjudul China Speed.