Parkir Dinilai Semrawut, Anton Kembali Dipetisi Warga

Petisi Online untuk Parkir
Petisi Online untuk Parkir

MALANGVOICE – Carut marut dunia parkir di Kota Malang kembali membuat sebagian warga buka suara. Sebuah petisi yang ditulis akun atas nama Helmy di www.petisionline.net, menjadi bukti bahwa permasalahan parkir hingga kini belum kelar.

Dalam petisi berjudul ‘Malang Darurat Parkir’ yang ditujukan kepada Wali Kota Malang, HM Anton, itu Helmy membeberkan mengenai adanya ‘siluman parkir’ di beberapa kawasan yang harusnya tidak ada juru parkir.

Helmy mencontohkan tempat seperti ATM, warung makan, dan sebagainya, tak luput dari bidikan juru parkir, bahkan, hanya demi membeli barang seharga Rp 1.000 terpaksa ditarik parkir Rp 2 ribu.

“Ini kan namanya preman berkedok parkir,” tulis Helmy dalam petisinya.

Ia berharap Pemerintah Kota Malang bisa menyelesaikan masalah yang meresahkan masyarakat, karena selama ini warga merasa terbebani dengan biaya parkir yang mahal, Rp 2 ribu sekali parkir, dan dibayarkan kepada siluman parkir, dimana uang itu tidak akan masuk retribusi.

Sejak diunggah, petisi sudah ditandatangani sebanyak 6.401 orang dan dibagikan di media sosial sebanyak 5,1 ribu.

Berikut isi lengkap petisi tersebut:

Malang Darurat Parkir

Yth Abah Anton (Wali Kota Malang)

Assalamualaikum Wr Wb

Abah Anton yang kami hormati, izinkan kami menyampaikan keluh kesah kami mengenai pelayanan publik di kota kami tercinta ini.

Masalah tentang “PARKIR” di kota malang,menjamurnya lahan parkir sangat meresahkan kami.setiap sudut kota malang tak pernah luput dari siluman parkir.

Kenapa saya sebut siluman parkir, karena antara hak kita sebagai masyarakat dan kewajiban sebagai tukang parkir tak pernah imbang.

Kadang kita hanya beberapa menit berhenti, membeli sesuatu tak sampai seribu rupiah kami tetap di paksa membayar melebihi apa yang telah kami beli. berkedok itu lahan mereka, kita diwajibkan membayar 2rb sekali berhenti u/ sepeda motor.sedang kewajiban sebagai tukang parkir setelah di kasih uang langsung pergi begitu saja.

Mulai dari ATM, Warung makan kecil bahkan tempat fotokopian, setiap ada transaksi jual beli di kota malang ini, semua tak luput selalu saya dengar peluit parkir. kadang sesekali kita coba tidak membayar dan akhirnya adu mulut pun tak terhindarkan.

Inikan namanya “Preman Pungli Berkedok Parkir” bah.! kami tidak tau harus mengadu ke siapa lagi selain membuat petisi ini, karena selama ini kami sudah banyak berkeluh kesah tapi tidak pernah di carikan solusinya. kami memohon kepada abah anton yang terhormat untuk :

“Tertibkan Parkir di semua sudut Kota Malang” kami sudah muak jika setiap hari harus terbebani dengan “Siluman parkir ini”. Kami sudah bosan jika setiap berhenti membayar sejumlah uang.

Kami berharap semoga Malang kembali ke filosofi utamanya. “Malang Ijo Royo-Royo BUKAN Malang Oranye Sumprit-Sumprit

http://www.petisionline.net/malang_darurat_parkir