Musim Hujan Rawan Banjir, Ini Solusi yang Ditawarkan Dosen ITN

Kustamar Dosen ITN (istimewa)
Kustamar Dosen ITN (istimewa)

MALANGVOICE – Banjir menjadi musibah yang paling sering menimpa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kondisi tanah di DAS (daerah tangkapan hujan) buruk terutama di daerah dataran tinggi.

Dosen jurusan teknik sipil, Dr Ir Kustamar MT, mengatakan, DAS seringkali disalahartikan sebagai kawasan di sepanjang alur sungai padahal bukan.

“DAS adalah daerah tangkapan hujan. Banyak orang salah mengartikan. Nah, untuk mempermudah pengelolaan, DAS dibagi menjadi bagian hulu, tengah, dan hilir. Penyebab banjir adalah kondisi tanah yang kurang baik di salah satu atau ketiga bagian DAS itu,” paparnya beberapa menit lalu.

Kustamar mencontohkan salah satu daerah di Kota Batu yang rawan erosi dan banjir adalah Cangar.

“Disana banyak tanaman sayur ya. Pemandangannya juga indah. Lalu mulai banyak dibangun villa-villa. Padahal, kondisi tanah disana itu rawan sekali erosi,” kata Kustamar.

Kustamar menyarankan, untuk mencegah erosi, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama melakukan konservasi lahan dengan memprioritaskan lahan yang sangat kritis.

“Untuk mengetahui lahan mana yang bisa diprioritaskan, maka lakukan analisa kondisi lahan,” tukasnya.

Beberapa cara mengkonservasi tanah itu adalah menanam tanaman – tanaman tumpang sari juga seperti jati, waru, gmelina juga bisa dimanfaatkan.

“Manfaatnya ganda, selain bisa melindungi lahan, tanaman ini membawa nilai ekonomi lebih untuk masyarakat,” tambahnya.

Selanjutnya bisa dengan mengurangi kemiringan lahan seperti terasering dan membuat sumur resapan.

“Sumur resapan konsepnya bagus sayangnya tidak populer karena kapasitas tampungannya kecil. Tidak bisa mencegah banjir, hanya mengurangi saja. Oleh karena itu pemerintah perlu menggandeng masyarakat untuk memanfaatkan potensi sumur resapan,” tutupnya.