Mohammad Amin, Satu-Satunya yang Lolos World Class Professor Program 2017

Prof M Amin saat ditemui MVoice di kantornya. (Anja Arowana)

MALANGVOICE – Hanya satu profesor dari semua perguruan tinggi di Malang Raya yang berhasil lolos dalam program World Class Professor 2017 yang diadakan Kemenristek Dikti. Ialah Prof Dr agr Mohammad Amin M.Si, pria yang sehari-harinya mengajar Biologi di Universitas Negeri Malang (UM) ini, tidak menyangka bisa lolos program bergengsi dan cukup selektif itu.

Pria yang akrab disapa Amin itu mengatakan, sejauh ini jumlah publikasi ilmiah dosen di perguruan tinggi Indonesia tertinggal jauh dari negara lain. Kemenristek Dikti mengusung program World Class Professor untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah dosen di Indonesia. Program utamnya adalah melaksanakan join research (penelitian gabungan) antara peneliti/dosen dalam negeri dan luar negeri. Kerjasama penelitian itu diutamakan pada perguruan tinggi dengan ranking publikasi ilmiahnya kelas dunia.

Dari total ratusan tim peneliti se-Indonesia, delapan tim diantaranya berasal dari UM. Ketika diumumkan, hanya tim Amin saja yang lolos. Itu artinya Amin dan tim menjadi satu-satunya yang lolos dari semua perguruan tinggi se-Malang Raya.

“Waktu itu UM mendafarkan delapan tim, tapi yang lolos cuma tim saya,” kata dia saat ditemui MVoice di kantornya, Rabu (6/9).

Amin memang sudah beberapa kali melakukan join research. Saat proses pendaftaran program itu, Amin sedang menjalankan join research di bidang Bioteknologi bersama tim peneliti salah satu universitas di Tokyo.

“Memang itu jadi syarat lolos program Wolrd Class Professor. Harus menjalankan riset bersama. Kebetulan riset saya dan peneliti disana (Jepang) itu di bidang yang sama. Jadi penelitian saya ini saya ajukan ke beliau. Bagamana kalau join research saja? Jadi saya punya riset sendiri, begitu pula mereka. Jadi kita bisa publikasi dan punya dua riset sekaligus, karena nama kami tercantum di kedua riset ini,” Amin bercerita.

Proses tersebut sudah dipersiapkan matang oleh Amin selam setahun terakhir. Amin juga dibantu mahasiswanya yang menghubungkannya langsung dengan peneliti di Tokyo Institute of Technology, kampus terbaik peringkat 54 di dunia.

Amin dalam World Class Professor meneliti energi terbarukan dengan mengembangkan bioethanol dari alga dan kandungan pati yang terkandung pada limbah pabrik gula.

“Kelebihannya, bioethanol ini ramah lingkungan dan bahan mentahnya mudah didapatkan. Limbah pabrik gula lumayan banyak dan mudah ditemui. Daripada tidak termanfaatkan, limbah itu bisa dijadikan bioethanol,” kata pria kelahiran Nganjuk 1967 ini.

Amin juga sedang dalam proses penelitian yang lain. Sedikit bocoran, Amin meneliti tanaman yang bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit Autisme.

“Rahasia ya, ada itu nanti saya rilis pastinya. Masih penelitian ini. Asalnya dari buah mengkudu ya,” tutup pria yang juga menjabat sebagai ketua Lembaga Penelitian dan Pemberdayan Masyarakat (LPPM) UM itu.

Untuk diketahui, Amin mengambil pendidikan strata satu di Pendidikan Biologi, IKIP MALANG (1991), kemudian melanjutkan pascasarjana di jurusan Biologi, ITB Bandung (1997). Gelar doktoral di bidang Molekular Genetik didapatnya dari Martin Luther University Halle-Wittenberg Jerman (2003). Selain menjabat sebagai ketua LPPM UM, Amin juga guru besar UM di bidang Bioteknologi. Selain itu, Amin juga sebagai ketua dewan riset Kabupaten Malang.

Tahun 2016 lalu Amin berhasil menemukan cara menghasilkan bibit-bibit kerbau unggul dengan Teknik Molekular. Teknik ini dapat dipakai untuk memprediksi hasil persilangan dengan keturunan yang beragam atau tidak, sehingga upaya konservasi dapat dilakukan sesuai kaidah keilmuan genetik. Dengan Teknik Molekular, prosedur untuk memprediksi keragaman genetik suatu populasi menjadi lebih efesien dan sederhana.(Der/Yei)