Miris, Dua Mbah Renta Ini Hidup di Gubuk Tak Terawat Tanpa Bantuan KIS

Mbah Rami dan Mbah Painten hidup di gubuk dengan kondisi buruk (Tika)
Mbah Rami dan Mbah Painten hidup di gubuk dengan kondisi buruk (Tika)

MALANGVOICE – Miris, satu kata yang dapat menggambarkan kondisi dua orang nenek warga Dusun Recobanteng, RT 10 RW 05 Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.

Mbah Rami (82) dan Mbah Painten (79), nenek kakak beradik ini tinggal di sebuah gubuk yang kondisinya memprihatinkan.

Mereka sudah tidak bisa lagi beraktivitas. Bahkan untuk bergerak saja harus dibantu orang lain.

Tidak heran jika kasur dan rumahnya berbau (maaf) pesing. Pasalnya, kedua nenek ini juga buang air kecil di tempat mereka tidur. Akibatnya kasur juga menjadi busuk dan kondisi rumah sangat kotor.

Mbah Rami sudah tidak bisa lagi berjalan, semenhara adiknya sering mengeluh sakit pada bagian perutnya.

Setiap hari, untuk urusan makan dan keperluan lainnya, mereka dibantu oleh tetangganya, Juarni.

“Tetangga lain juga kadang memberikan bantuan. Namun Bu Juarni ini yang rutin berbagi makanan dan mencuci baju mereka,” kata Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Pagelaran, Twi Adi, Kamis (9/2).

Sebenarnya, lanjut Twi, kedua nenek tanpa anak kandung ini tinggal di Surabaya bersama anak kandungnya.

Enam tahun lalu baru berpindah ke Pagelaran. Mereka diterima oleh salah satu keluarga jauh dan dibuatkan gubuk tempat tinggal.

Selama tinggal di Pagelaran, kedua Mbah ini tidak pernah mendapatkan bantuan beras sejahtera (rastra) yang disalurkan bagi warga kurang mampu.

“Mereka tidak punya KK dan KTP juga tidak terdaftar sebagai penerima rastra serta Kartu Indonesia Sehat (KIS),” kata dia.