Memprihatinkan, Kena Hidrosefalus, Zidan Tiga Kali Diabaikan RS Saiful Anwar

Orang tua M Zidan Adam Nurcahya bersama donatur yang peduli atas kondisinya.

MALANGVOICE – M Zidan Adam Nurcahya, warga Dusun Krajan, Desa Ringin Sari, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, menderita penyakit Hidrosefalus atau pembesaran kepala. Kondisi balita berusia 7 bulan ini memprihatinkan dan butuh uluran tangan semua pihak.

Kedua orangtuanya, Yuyus Imandika dan Nurmawatin pasrah atas kondisi anaknya. Keterbatasan ekonomi menjadi penghalang untuk membawa periksa Zidan. Meski mengantongi Kartu Indonesia Sehat (KIS), keluarga tidak bisa mengakses perawatan di rumah sakit.

Zidan sempat dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, atas saran bidan klinik usai Nurmawatin melahirkan, 7 bulan lalu. Tidak kunjung ditangani, Zidan dibawa pulang dan diobati ala kadarnya. Penghasilan sebagai buruh serabutan tidak cukup untuk biaya pengobatan anaknya.

“Saya minta bantuan ke teman di Malang untuk mendampingi ke RSSA. Tapi tidak dapat sambutan baik. Baru ketiga kalinya, pihak RS menjadwalkan pengambilan darah pada 14 September, itu pun tidak langsung di operasi,” kata salah seorang donator, Tatik Musyarofah kepada MVoice, Minggu (6/8).

Padahal, dalam kondisi ini, Zidan butuh perawatan cepat dan tindakan medis. Zidan bisa ditangani secara langsung apabila ada uang cash Rp 80 juta untuk biaya operasi. Namun, uang dari donatur yang terkumpul baru separuhnya. Belum termasuk biaya lain untuk perawatan lanjut dan obat yang dibutuhkan. Tatik mengumpulkan dana tersebut dari donatur melalui media sosial.

Ia turun langsung mengecek kondisi Zidan dan menyerahkan sebagian uang dari donatur. Pihaknya mengaku kecewa terkait lambatnya penanganan pihak RSSA.

”Saya tidak tahu, apakah memang itu prosedurnya atau karena alasan keluarga menggunakan KIS. Buat apa dapat KIS jika tidak dapat perawatan maksimal dan prosesnya lama,” ungkapnya melalui sambungan telepon.

Tatik mengupayakan Zidan mendapat penanganan medis di Malang, sebelum nantinya jalan terakhir terpaksa dibawa ke Jakarta. Saat ini, ia masih menghubungi berbagai pihak agar ikut membantu biaya pengobatan Zidan.

“Bapaknya Zidan dulu sempat kerja dengan saya. Kebetulan juga, mertua saya di Sumawe, makanya saya dan teman-teman terpanggil untuk membantu. Saya harap semua pihak bisa meringankan beban keluarga,” harapnya.

Pihak desa meminta keluarga pasrah atas penyakit yang diderita Zidan. Perhatian serius dari pemerintah daerah pun juga tak kunjung datang. Belum ada satupun perwakilan Dinas Kesehatan datang mengecek kondisi Zidan.

“Inisiatif pribadi untuk membantu. Kepedulian sebagai seorang Ibu. Bayangkan hal ini terjadi pada anak kita,” paparnya. Sembari berharap pemerintah daerah turun tangan untuk mengobati penyakit Zidan.

Sekadar diketahui, Hidrosefalus adalah penyakit yang menyerang organ otak. Penderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak. jika tidak segera ditangani, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.


Reporter: Miski
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yunus Zakaria