Mantap, Dosen UB Ini Ciptakan Alat Pendeteksi Tsunami

Arief Andy (anja)

MALANGVOICE – Bencana tsunami terjadi relatif cepat dan susah dipredisikan. Namun, dengan TEWS (Tsunami Early Warning System), gejala tsunami lebih mudah terdeteksi, sehingga peringatan pada warga sekitar juga lebih cepat.

Adalah Arief Andy Subroto, dosen Informatika Universitas Brawijaya, yang berhasil menciptakan alat deteksi itu.

“Sebelumnya ada alat namanya ‘Tsunami Buoy’ yang diletakkan di tengah laut, untuk mendeteksi gempa. Harganya mahal sampai miliaran. Rawan dicuri juga,” katanya kepada MVoice, beberapa menit lalu.

Cara Kerja Alat (anja)
Cara Kerja Alat (anja)

Itulah sebabnya ia ciptakan alat deteksi bencana tsunami yang lebih murah, yang bisa diletakkan di bibir pantai daerah rawan tsunami.

Dikatakan, alat ini mendeteksi gejala tsunami melalui sensor khusus.

“Tsunami itu ditandai gempa, lalu surut dan diikuti pasang. Semuanya terjadi sangat cepat, sekitar 15-20 menitan. Padahal kalau pasang surut normal kan jaraknya 8 jam. Nah, alat ini akan melihat pola pasang dan pola surut yang cepat itu,” jelas pria yang sering disapa Aan ini.

Daftar pantai yang pernah di survei (anja)
Daftar pantai yang pernah di survei (anja)

TEWS mampu mendeteksi hal itu, karena dilengkapi sensor gempa dan sensor tinggi muka air. Data yang diterima alat akan dikirimkan ke server, lalu diteruskan ke stasiun alarm melalui frekuensi radio.

“Selain itu, TEWS juga bisa memutarkan lagu-lagu kebangsaan pada jam-jam tertentu. Jadi cocok juga untuk keperluan wisata pantai,” imbuhnya.

Pada 2015, TEWS baru saja menerima hak paten. Ia berharap TEWS bisa segera diimplementasikan dan di komersilkan oleh pemerintah ke beberapa daerah rawan tsunami.

“Saat ini hanya ada 1 alat saja yang dipakai, yakni di pantai Tamban Indah, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing,” kata Arief bangga.