Malang Kekurangan Ratusan Guru, Begini Saran Disdik untuk Sekolah

Jianto ditemui MVoice (anja)
Jianto ditemui MVoice (anja)

MALANGRAYA – Terhitung sejak semester kedua tahun ajaran 2016-2017, Kota Malang ternyata kekurangan tenaga pengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Menengah Pertama (SMP)

Kasi Bidang Fungsional Dinas Pendidikan Kota Malang, Jianto, mengatakan, dalam 6 bulan terakhir Kota Malang kekurangan 300 lebih tenaga guru SD. Saat ini total guru SD hanya 1800 an saja. Jumlah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sekolah terutama guru-guru kelas.

“Penyebabnya macam-macam. Ada yang mutasi keluar karena ikut suaminya dinas keluar kota, ada yang pensiun atau meninggal,” katanya saat ditemui MVoice di kantornya.

Sehingga, lanjutnya, solusi terbaik untuk permasalahan itu adalah mempekerjakan GTT (Guru Tidak Tetap). Ia yakin kualitas GTT Kota Malang cukup baik, mengingat kebanyakan dari mereka adalah lulusan dari perguruan tinggi terbaik.

“GTT itu pandai-pandai semua, lha lulusan perguruan tinggi ternama. Perguruan tinggi yang menghasilkan lulusan guru SD seperti Universitas Muhamadiyah Malang dan Universitas Negeri Malang, mbak. Pinter-pinter kepala sekolahnya saja bagaimana caranya bisa merekrut guru untuk mengisi kekurangan itu,” paparnya.

Ia menambahkan, SD merupakan lembaga dengan kebutuhan tenaga guru paling banyak. Karena satu kelasnya setidaknya membutuhkan 1 guru kelas pengampu tidak termasuk guru mapel olahraga dan agama.

“Guru kelas itu berat juga bebannya, karena dia harus mengajar mulai start pagi sampai sekolah selesai,” tukasnya.

Selain guru SD, Kota Malang juga masih kekurangan guru SMP dan SMA tapi tidak sebanyak guru SD.

“Kekurangannya di SMP hanya belasan. Terutama guru mapel PPKN, olahraga, agama dan BK. Di SMA juga kekurangan guru tapi itu sudah bukan tanggung jawab Disdik Malang tapi Pemprov sejak 1 Oktober lalu,” katanya.